Penting diketahui, Saat ini, papar Pittara, di Indonesia sedang mengalami triple burden mengenai masalah status gizi anak.
Yaitu, banyak jumlah anak yang mengalami: status gizi kurang dan stunting, kurang zat gizi mikro (defisiensi zat besi, zinc, vitamin D, kalsium), dan obesitas.
Nah, untuk bisa mengkomunikasikan hal sejauh itu, dalam hal pembuatan iklan layanan masyarakat yang menjelaskan jika susu kental manis bukanlah susu sebenarnya yang dibutuhkan anak, Hery menyarankan agar BPOM melibatkan banyak pihak.
Karena BPOM sebagai Badan Pengawas belum tentu memahami semua permasalahan yang ada, apalagi dalam iklan itu masyarakat juga harus diberi pemahaman bahwa kental manis itu bukan susu.
Baca Juga: WHO : Tak Etis Bila Herd Immunity Dipakai Menghadapi Virus Corona
“Itu tidak gampang, karena yang dibangun itu kesadaran kolektif masyarakat soal Kental Manis itu bukan susu. Karenanya, untuk membuat iklan yang etis dan mendidik itu tidak bisa dilakukan oleh BPOM sendiri," katanya.
Hery Margono menyebut, dibutuhkan pentahelix, yakni BPOM harus kerjasama dengan akademisi, media, komunitas masyarakat, dan swasta, supaya sosialisasi yang dilakukan melalui iklan layanan masyarakat itu bisa menunjukkan hasil.
Source | : | tribunnews,liputan 6,Tribun Kesehatan |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar