"Jadi kita tidak mau semuanya tergantung pada vaksin. Jangan sampai kita overshadow. tujuan kita sbenernya apa, kan menurunkan kasus, dan ini tidak bisa dengan satu masalah saja. jadi kalau vaksin ada everything all right itu enggak," kata Herawati.
Namun, Herawati juga mengatakan jangan sampai gerakan menolak atau ragu terhadap vaksin impor maupun lokal Covid-19 di Indonesia semakin tinggi.
"Adanya vaksin, tidak bisa ditolak. Adanya informasi pemberian vaksin sangat berbahaya yang berujung tidak mau divaksin harus diluruskan, itu PR (pekerjaan rumah) kita," katanya.
Sebelumnya, Survei lapor Covid-19 ini dilakukan secara daring menggunakan platform Facebook, Whatsapp, dan media sosial lainnya. Jumlah partisipan mencapai 2.933 dengan nilai valid partisipan 2.013 orang. Partisipan berusia lebih dari 18 tahun.
Sebanyak 74,77% partisipan merupakan orang yang bekerja atau berhubungan dengan sektor kesehatan, sebagian besarnya merupakan sarjana (45,38%).
Sebaran responden terbanyak berasal dari DKI Jakarta (22%) dan Jawa Barat (21%).
Baca Juga: 6 Tanda Hubungan yang Sehat Dengan Pasangan, Dari Tidur Berdekatan Hingga Rutin Berhubungan Intim
Baca Juga: Influenza Juga Bisa Berujung Maut, Waspadai Bila Muncul Gejala Berikut
Jumlah responden terkecil berasal dari Kalimantan Utara sebanyak 4 orang, dan Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat, masing-masing 7 orang.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar