GridHEALTH.id - Banyak negara di dunia saat ini terpuruk karena pandemi Covid-19. Indonesia termasuk.
Walau bukan termasuk negara miskin saat sebelum pandemi Covid-19, tetap saja saat pandemi Covid-19 menerjang jadi ambruk.
Baca Juga: Mengenal Craving, Perilaku Ingin Terus Mengunyah Akibat Kekurangan Gizi
Negara tetangga Indonesia satu ini, walau tadinya termasuk negara miskin, sebelum pandemi Covid-19 melanda, juga memprihatinkan sarana dan prasarana medisnya, bahkan kejadian malnutrsi dan penyakit kronis tinggi, tapi bisa survive di masa pandemi Covid-19.
Bahkan negara ini kini menjadi salah satu contoh bagi negara lain dalam praktik penanganan pandemi Covid-19.
Asal tahu saja, sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, khususnya negara kecil tersebut, pemerintah setempat langsung menerapkan karantina ketat.
Baca Juga: Disebut Kebal Covid-19, Pemilik Golongan Darah O Lebih Rentan Terkena Demam Berdarah
Pastinya semua kegiatan masyarakat yang normal off, tak terkecuali sekolah. Malah perbatasa ditutup.
Tes swab menjadi andalan negara tersebut, yang terus digencarkan ke masyarakat.
Hal itu dilakukan bukan tanpa sebab.
Pemerintah negara tersebut sadar fasilitas dan tenaga kesehatan mereka minim, tidak memadai. Jadi upaya yang diambil pecegahan semaksimal mungkin.
Hasilnya pada 8 Juli negara itu sukses besar dakam 24 jam tidak melaporkan satu kasus terjadi di negaranya.
Petugas kesehatan dan petugas tanggap darurat di negara itu "dilatih dengan cepat" dalam manajemen kasus dan pengendalian infeksi.
Fasilitas karantina dengan cepat didirikan dan pengujian diperkenalkan, dengan laboratorium nasional di ibu kota negara tersebut, yang mampu melakukan ratusan tes sehari.
Pemuka gama pun ikut berkontribusi kuat dan cepat dalam pencegahan meluasnya pandemi Covid-19.
Baca Juga: 4 Alasan Medis Mengapa Wanita Enggan Bercinta, Masalah Hormonal Hingga Operasi Panggul
Negara tersebut adalah Timor-Leste, yang dulu saat bagian dengan Indonenesia bernama provinsi Timor-Timur.
"Timor-Leste telah berubah dari negara yang tidak memiliki kapasitas pengujian nasional, tidak memiliki fasilitas isolasi dan karantina yang teridentifikasi dan kapasitas pengawasan terbatas menjadi negara dengan fasilitas pengujian dalam negeri dan isolasi fungsional serta karantina Covid-19 yang berfungsi," kata Odeta da Silva Viegas, direktur jenderal pemberian layanan kesehatan di kementerian.
Penduduk Timor juga memainkan peran penting dalam melawan virus, tambahnya.
"Sungguh luar biasa melihat tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap langkah-langkah pencegahan seperti penutupan wajib dan jarak fisik dalam pengaturan komunal dan pembatasan perjalanan dan mobilitas," kata Dr Viegas.
Baca Juga: Musim Hujan saat Pandemi Covid-19, Para Ahli Sarankan untuk Selalu Bawa Barang Cadangan Ini
"Komunitas perbatasan dan kepala desa kami membantu pengawasan komunitas dengan memberikan informasi segera tentang masuknya ilegal di sepanjang perbatasan kami dengan Indonesia sehingga petugas kesehatan dapat mengambil tindakan tepat waktu," imbuhnya.
Maria Carmen Alianca Ximenes Pereira (38), seorang karyawan hotel di Dili mengatakan kepada Telegraph bahwa ketika kasus pertama diumumkan, orang-orang ketakutan dan langsung tinggal di rumah, menggunakan masker dan mencuci tangan secara teratur.
Baca Juga: Jangan Malas Cuci Masker, Dampak Buruk Akibat Nekat Pakai Masker Kotor Ini Bisa Saja Terjadi
Salah satu hal pertama yang dia perhatikan adalah bahwa jalanan langsung berubah sepi karena pengendara sepeda motor dilarang membawa penumpang dan mobil pribadi hanya bisa memuat tiga orang terbatas.
Banyak penduduk Dili kembali ke desa asal mereka untuk menghindari pandemi.
"Tidak ada seorang pun di Dili, hanya tinggal beberapa orang. Mungkin itu sebabnya kami tidak memiliki banyak kasus virus korona," kata Pereira.
Sekitar 70 persen penduduk Timor-Leste tinggal di daerah pedesaan di desa-desa yang tersebar, terisolasi satu sama lain oleh medan pegunungan dengan kondisi jalan yang buruk.
Jarak antar desa mungkin memperlambat penyebaran, kata Edd Wright, yang mengawasi proyek yang dijalankan oleh badan amal pembangunan World Neighbours di Timor Leste.
"Inisiatif seperti Program Peningkatan Ketahanan Masyarakat, yang didanai oleh USAID dan dijalankan oleh World Neighbours, di kotamadya Oecusse, juga berharga dalam melawan virus corona dengan berfokus pada cuci tangan dan pengelolaan air," katanya.
Baca Juga: Masuki Musim Hujan, 8 Ramuan Alami dan Murah Ini Dapat Redakan Sakit Tenggorokan
"Di komunitas pedesaan tempat kami bekerja, air sangat langka. Kalau sudah punya, masyarakat mengutamakan konsumsi dan memasak, jadi mencuci tangan bukan hal yang wajar mereka lakukan," ujarnya.
"Fokus kami adalah meningkatkan akses air, memastikan masyarakat pedesaan mendapatkan air dari mata air alami," tambahnya.
Baca Juga: Yakin Ingin Ikut Program Bayi Tabung? Tahu Risikonya? Simak di Sini
"Jika kami mampu meningkatkan akses air, dan masyarakat memiliki lebih banyak air maka kami selalu berusaha dan menerapkan aspek sanitasi juga. Kami menjalankan kampanye informasi kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan," terangnya.
Selain itu, World Neighbours membantu memasang perangkat cuci tangan sederhana yang disebut "keran bergeser" wadah air yang dipasang pada tongkat atau tiang.
Baca Juga: Bayi Cegukan Bikin Cemas Ibu, Padahal Ini Manfaatnya Buat Si Kecil
"Kami mencoba membangun infrastruktur dasar, seperti keran-keran yang sangat bagus ini yang merupakan alat yang sangat bagus di daerah yang mengalami tekanan air. Ini adalah langkah pertama di tangga sanitasi untuk dapat dengan mudah mencuci tangan dengan sedikit air," kata Wright.
Dr Viegas mengatakan, pemerintah menyadari keberhasilannya selama ini mungkin masih berisiko, terutama karena negara yang berbatasan dengan Indonesia, dengan kasus yang cukup besar.
"Kami senantiasa waspada, waspada dan waspada tentang masuknya baru virus corona ke Timor-Leste. Ini adalah masalah 'kapan' bukan 'jika'. Dan kami sedang mempersiapkannya," katanya.
Apa yang dilakukan negara kecil ini memang patut dicontoh, meskipun pada kenyataannya menurut The Telegraph hampir 1,2 juta penduduk Timor Leste adalah rakyat miskin yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca Juga: Gegara Kecanduan Kopi Prempuan 30 Tahun Harus Terima Kenyataan Tulangnya Seperti Nenek Usia 60 Tahun
Sampai-sampai negara tersebut menyandang kasus stunting tertinggi di dunia, dan prevalensi penyalahgunaan tembakau dan penyakit tidak menular yang tinggi, seperti penyakit paru obstruktif kronis, strategi Covid-19 di negara itu tampaknya berhasil.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artiel ini telah tayang di Intisari.online.id, dengan judul; Media Inggris Sampai Keheranan, Meski Timor Leste Miskin, Rakyatnya Banyak yang Menderita Malnutrisi Hingga Penyakit Kronis, Justru Berhasil Kalahkan Virus Corona, Ini Rahasianya!
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar