GridHEALTH.id - Saat mengalami luka lecet seperti terjatuh biasanya orang akan menggunakan plester setelah membersihkan lukanya.
Namun tak sedikit juga mereka yang memilih untuk membiarkan saja luka itu kering dan sembuh sendiri, tanpa ditutup plester ataupun perban.
Melihat kedua kondisi yang saling bertantangan ini, muncul pertanyaan manakah yang lebih baik? menggunakan plester atau membiarkan luka begitu saja tanpa harus ditutup?
Menjawab persoalan ini, Certified Wound Specialist Physician dr Adisaputra Ramadhinara berkata bahwa membiarkan luka tanpa tutup supaya cepat kering dan sembuh itu adalah hal yang keliru.
"Menutup luka itu penting, jangan lupa," kata Adi dalam diskusi daring bertajuk Keluarga Hansaplast, Merawat Luka Akut besar dengan Tepat, Senin (12/10/2020).
Baca Juga: Disfungsi Ereksi, Gangguan Seksual yang Jadi Momok Pria Penyandang Diabetes Tipe 2
Dijelaskan Adi, penelitian telah menunjukkan bahwa luka yang lembap karena ditutup justru akan membuat penyembuhan lebih cepat daripada luka yang dibiarkan terbuka dan kering.
"Jadi kan banyak orang beranggapan, 'oh luka itu diangin-anginkan, dibuka biar kering, biar sembuh'. Padahal, luka yang dibiarkan tidak tertutup dan dibiarkan kering itu terhambat penyembuhan lukanya," tegasnya.
Selain terhambat penyembuhan lukanya, luka yang dibiarkan terbuka juga berpotensi terinfeksi bakteri, karena bakteri atau kuman lainnya akan bebas masuk ke bawah kulit jika tidak ditutup menggunakan perban ataupun plester.
Namun, sebelum menutup area kulit yang terluka, langkah pertama sekali yang harus dilakukan adalah mencuci atau membersihkan area kulit terluka itu dahulu, agar luka dapat sembuh dengan baik.
"Yang perlu diingat ketika kita membersihkan luka itu tujuannya adalah agar bakteri yang ada di permukaan luka itu hilang atau bersih dan tidak mengganggu jaringan luka (kulit)," jelasnya.
Seperti diketahui, luka pada dasarnya merupakan cidera yang mengakibatkan rusaknya jaringan pada tubuh yang umumnya terjadi di kulit.
Nah, maka dari itu, perlu cairan yang bisa membersihkan bakteri agar bakteri tidak mengganggu jaringan luka yang akan kita sembuhkan, tanpa menimbulkan rasa perih tambahan.
Dalam memilih cairan luka, Adi pun menyarankan untuk memilih yang tidak berbau atau berwarna.
Baca Juga: Beda dengan Beruntusan, Ini Cara Membedakan Moluskum Kontagiosum yang Muncul di Permukaan Kulit
Sebab, pewarna pada cairan luka bisa menyebabkan jaringan kulit menjadi berwana.
Penting diketahui, fungsi penggunaan plester yang utama adalah untuk menutup luka, agar terhindar dari kontaminasi bakteri.
Pasalnya jika kontaminasi bakteri terjadi, luka tersebut bisa menjadi lebih lama lagi untuk sembuh.
Baca Juga: Diet Ala Krisdayanti yang Saat Ini Menjadi Wakil Rakyat di Parlemen
Dikutip dari NHS, ada beberapa risiko yang bisa terjadi karena adanya infeksi bakteri dari luka yang tidak ditangani dengan baik dan benar, yaitu selulitis, osteomeulitis, dan sepsis.
Selulitis adalah infeksi pada lapisan dan jaringan kulit paling dalam yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus.
Akibatnya luka akan mengalami bengkak, memerah, nyeri, serta keluar cairan berbau dan berwarna.
Baca Juga: Khasiat 7 Makanan Sehat Ini Sungguh Dahsyat, Bisa Bikin Otak Anak Cerdas
Biasanya jenis infeksi pada luka ini terjadi pada area kaki.
Lalu ada Osteomielitis, ini adalah infeksi bakteri yang menyerang tulang. Gejala osteomielitis adalah rasa nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada kulit yang terinfeksi.
Sedangkan Sepsis, adalah reaksi imun ekstrem yang kadang-kadang dapat terjadi ketika infeksi masuk ke dalam aliran darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik, hingga mengancam nyawa.(*)
Baca Juga: Dengan Alasan Eksperimen, Seorang Dokter di Rusia Tangani Pasien Covid-19 Tanpa Pakai Masker dan APD
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar