"Nasib (Kota Bekasi) berada di tengah, tidak bisa melarang orang keluar masuk. Kami di tengah, ada kabupaten (Kabupaten Bekasi) ke kita, Bogor ke kita, Jakarta ke kita, Depok ke kita, mereka keluar masuk dengan segala alasan," kata Dezy dilansir Kompas.comi, Rabu (4/11/2020).
Kondisi ini membuat masyarakat Bekasi semakin intens bertemu dengan warga luar yang dianggap berpotensi membawa virus.
Baca Juga: 8 Bulan Pandemi di Indonesia, Mayoritas Warga Asli Papua Tak Percaya Covid-19
Akhirnya, penyebaran virus pun terjadi. Dezy khawatir virus itu akan dibawa ke rumah masing-masing sehingga muncul klaster keluarga di permukiman Bekasi.
"Coba siapa yang pakai masker di rumah kalau anggota keluarga kita tidak ada yang kena (positif Covid-19). Padahal selama sehari kita sudah bertemu dengan siapa saja?" kata Dezy.
Baca Juga: Awas! Mengunyah Permen Karet Perut Jadi Kembung Menggelembung dan Gigi Sensitif
Source | : | Kompas.com,Pikobar.jabarprov.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar