“Karena potensi penurunan sensitivitas dibandingkan dengan tes molekuler, hasil negatif dari tes antigen mungkin perlu dikonfirmasi dengan tes molekuler sebelum membuat keputusan pengobatan. Hasil negatif dari uji antigen harus dipertimbangkan dalam konteks pengamatan klinis, riwayat pasien, dan informasi epidemiologis."
Sementara itu diketahui sebelumnya kabar gembira diumumkan WHO dimana sebuah tes cepat 15 menit yang mudah dan murah akan segera diluncurkan.
Baca Juga: Indonesia Resmi Resesi, Bantuan Sosial Covid-19 Akan Terus Berjalan hingga 2021, Ini Jenisnya!
Mirip dengan tes kehamilan di rumah, tes antigen dinilai lebih baik daripada PCR (polymerase chain reaction) yang butuh waktu lama dan harus dilakukan di laboratorium.
Tes antigen ini disebut-sebut sebagai 'rencana yang dapat mengembalikan hidup kita', ditemukan oleh ahli epidemiologi Harvard, Dr Michael Mina yang menyarankan agar jutaan tes antigen ini disebar ke tempat-tempat yang menjadi hotspot epidemik (episentrum).
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar