Para santrinya, katanya, relatif bermukim di dalam kompleks pesantren sehingga tidak banyak pergerakan.
Mayoritas kasus penyebaran Covid-19 di pesantren, katanya, datang dari mereka yang keluar-masuk ke lompleks pesantren.
"Salah satunya adalah gurunya atau dari supplier makanan, atau mereka-mereka pihak ketiga yang melakukan kegiatan di pesantren. Itu akan diteruskan untuk dijadikan prioritas dalam pengetesan," katanya.
Baca Juga: Risiko Kematian Dini Berkurang Jika Kita Bijak Batasi Konsumsi Gula Garam Lemak
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Barat, Daud Achmad, mengatakan pencegahan dan penanganan kasus Covid-19 di berbagai pesantren di Jawa Barat terus diketatkan, di antaranya dengan menggelar swab test metode PCR di lingkungan pesantren secara berkala.
Setelah dilakukan swab test pada saat akan pertama kali menggelar aktivitas pesantren, katanya, harus dilakukan test secara berkala. Setelah kegiatan pesantren digelar, katanya, seharusnya pihak pesantren pun sangat membatasi ketat aktivitas keluar-masuk lingkungan pesantren.
Baca Juga: Makanan Pedas Bisa Mengubah Rasa ASI, tapi Tidak Sebabkan Bayi Mencret
Source | : | TribunJabar.id,kemkes.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar