GridHEALTH.id - Pada saat ini, disadari atau tidak, pandemi Covid-19 di Indonesia telah masuk pada bulan ke-8.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh banyak pihak, dari pemerintah pusat hingga ke daerah dan terus menuju sasaran utama, yaitu setiap individu dalam keluarga (penduduk Indonesia).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia melemah hingga minus 5.32% pada triwulan II-2020.
Sisi lain, data WHO mencatat bahwa kasus Covid-19 di Indonesia terus melonjak seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Cedera Lahir, Inilah 5 Cara Mengubah Posisi Bayi Sungsang Secara Alami
Melihat hal tersebut, Achmad Yurianto selaku mantan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa permasalahan Covid-19 ini tidak bisa dititikberatkan pada satu kelompol saja.
Dalam Webinar BIBIR COVID (Bincang-bincang Seputar Covid-19) pada Senin (23/11/2020), Achmad Yurianto mengungkapkan ada 5 kelompok yang wajib melakukan pencegahan penularan Covid-19.
Adapun lima kelompok itu disebut Penta Helix, yang terdiri dari komponen pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, masyarakat, dan media massa.
Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Selesai, Kepala BPOM: 'Vaksin Sinovac Baik', Sudah Siap Edar?
Baca Juga: Fakta Baru Efek Infeksi Covid-19, Gigi Berlubang dan Tanggal, Hingga Berubah Warna
Yuri menganalogikan bahwa kelima kelompok tersebut sama halnya dengan jari tangan.
"Kita tahu kelima kelompok ini ibarat tangan, itu tidak ada satu yang lebih unggul dari lima jari kita. Tidak ada yang mengatakan bahwa kelingking itu lebih hebat dari telunjuk. Semuanya memiliki peran yang sama, memiliki kepentingan yang sama dalam rangka mengintergrasikan fungsi tangan," ucapnya.
"Jadi, permasalahan Covid-19 tidak bisa diselesaikan dengan satu jari," tambahnya.
Sementara itu, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD menyatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan perguruan tinggi atau akademisi untuk memutus mata rantai virus corona.
Irawan menuturkan bahwa perguruan tinggi memiliki peranan, yaitu inovasi ilmiah seperti mengembangkan obat dan vaksin baru, perguruan tinggi juga harus meningkatkan respons terkait perkembangan Covid-19 di Indonesia, serta perguruan tinggi juga memiliki peranan entrepreneurship.
Selain itu, di sisi bisnis dan ekonomi, di mana tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melesat selama pandemi ini membawa refleksi tersendiri bagi masyarakat dan pelaku bisnis.
Tak hanya di sisi kelompok tersebut, peran media sosial dan media massa pun rupanya menjadi ujung tombak dalam memutus penularan Covid-19.
Menurut jurnalis GridHEALTH.id, Gazali Solahuddin, masyarakat wajib mendapatkan informasi yang akurat, kredibel, dan terpercaya mengenai apa yang sedang terjadi di lingkungan, seperti pandemi saat ini.
Dari menyaring berita yang berbobot dan memiliki landasan yang akurat inilah, diharapkan masyarakat mengerti dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun sayangnya, menurut Dicky Pelupessy selaku psikolog menyataka bahwa keragaman masyarakat di Indonesia membentuk pola respons yang berbeda.
Menurut Dicky masyarakat banyak yang berharap hanya pada obat dan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Jika 95 Persen Warga Pakai Masker, Lockdown Sebenarnya Tidak Perlu dilakukan
"Namun sebenarnya yang harus dilakukan saat ini yaitu masyarakat bertahan sebelum adanya vaksin," ujarnya.
Terlepas dari itu, kunci utama dari Penta Helix untuk memutus penularan Covid-19 yaitu pada masyarakat yang terus teredukasi dan termotivasi secara positif.
Dengan adanya optimisme dalam diri masyarakat, niscaya pandemi Covid-19 ini akan terlewati dengan mudah. (*)
Baca Juga: Rencana Vaksinasi Covid-19 Pemerintah Diakhir Tahun, Masih Ada 8 Persen Masyarakat yang Menolak
View this post on Instagram
#hadapicorona
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar