GridHEATH.id - Jawa Tengah dan DKI Jakarta kini tampaknya menjadi daerah dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Minggu (29/11/2020), Jawa Tengah memiliki 2.036 kasus baru Covid-19, dan DKI Jakarta memiliki 1.431 kasus baru Covid-19.
Baca Juga: Jawa Tengah Jadi Episentrum Covid-19, Gubernur Ganjar Pranowo Salahkan Input Data Pusat
Adanya peningkatan kasus, Presiden Joko Widodo kembali menyoroti dua daerah tersebut.
"Saya ingin ingatkan bahwa ada dua provinsi yang menurut saya perlu perhatian khusus karena peningkatan dalam minggu ini, dalam dua tiga hari ini peningkatan yang sangat drastis sekali, yaitu Jawa Tengah dan DKI Jakarta agar dilihat atau betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis," ujarnya, dalam rapat terbatas pagi ini, Senin (30/11/2020).
Baca Juga: Kasus Covid-19 Lebih dari 6 Ribu, Jokowi Geram Tingkat Kesembuhan Menurun: 'Semuanya Memburuk'
Jokowi juga menyentil para kepala daerah agar lebih ketat dalam mengendalikan Covid-19 di wilayahnya.
"Saya minta Menteri Dalam Negeri mengingatkan lagi kepada para gubernur, bupati, dan walikota untuk betul-betul memegang penuh kendali di wilayah masing-masing yang berkaitan dengan masalah Covid dan juga yang berkaitan dengan masalah ekonomi."
"Tugas kepala daerah dalam melindungi keselamatan warganya. Dan juga sudah saya sampaikan keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," tegasnya.
Baca Juga: Ada Pilkada dan Libur Panjang, Pakar Epidemiologi; 'Covid-19 Bisa Meledak di Desember'
Lanjutnya, dengan memegang angka-angka kasus aktif, angka kesembuhan, angka kematian, dan indikator-indikator ekonomi yang ada.
Sementara, sebelumnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengklaim bahwa peningkatan kasus Covid-19 di Jteng akibat adanya kesalahan input data oleh Satgas Pusat.
"Perbedaan data terjadi karena Satgas Covid-19 pusat telat atau delay input data. Makanya saya kaget, katanya kami paling tinggi. Kami belum sampai ke sana."
"Bayangkan, bedanya banyak sekali sampai 3.000 data. Kalau besok tiba-tiba dimasukkan dalam rilis angka 3.000 itu, pasti gede, pasti meningkat,” kata Ganjar usai rapat evaluasi Covid-19 di Kantor Pemprov Jateng, Selasa (24/11/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ganjar pun mengaku, selain komunikasi dengan pemerintah pusat, pihaknya melakukan pula pengecekan data dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
“Kami minta teman-teman untuk clearing data dengan pusat. Kalau ada data terlambat itu tidak apa-apa, tinggal ditambahkan. Jadi itu karena delay, dan itu bukan data harian,” ungkapnya. (*)
Baca Juga: Hati-hati, Bisa Muncul Ketegangan di Tenggorokan Saat Mengenakan Masker, Jaga Kehigienisannya
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar