GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu Ferdi anak komedian Sule mendapatkan terapi uap.
Terapi ulang lewat hidup dan mulut menggunakan Nebulizer.
Baca Juga: Ternyata Antibodi Bisa Tidak Terbentuk Meski Sudah Divaksin Covid-19, Ketahui Penyebabnya Ini
Nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair menjadi uap.
Sehingga saat kita bernapas lewat masker Nebulaizer uap obat akan masuk ke dalam paru-paru.
Nebulizer, melansir artikel dari RSUD Dr. Adjidarmo - Kabupaten Lebak, yang direview dan diedit dr. Damar Upahita, disebutkan jika alat ini umum digunakan sebagai pengobatan asma kronis, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Selain untuk pengobatan asma, alat ini juga dapat digunakan untuk penderita penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), infeksi paru, dan reaksi alergi berat.
Untuk diketahui, menurut data Riskesdas 2018 infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah salah satu dari lima penyakit penyebab kematian pada anak-anak dan orang dewasa di tanah air.
Asma termasuk kelompok Penyakit Menular (PM) denganprevalensi lebih tinggi, yakni 6,8%.
WHO menunjukkan angka kematian akibat asma di Indonesia mencapai 1,77% dari seluruh jumlah kematian penduduk, menempatkan Indonesia di urutan ke-19 negara dengan kematian akibat asma terbanyak di dunia.
Sedangkan Pneumonia, yang gejalanya menyerupai flu, menjadi penyebab kematian balita terbesar kedua di Indonesia.
Baca Juga: Kenapa Penyintas Covid-19 yang Baru Sembuh Tidak Disarankan Suntik Vaksin, Ini Alasannya
Menurut UNICEF, lebih dari 19 ribu balita di Indonesia meninggal akibat pneumonia pada 2018.
Ini berarti, lebih dari dua anak meninggal setiap jamnya karena pneumonia. Adapun polusi udara merupakan 50% penyebab kematian anak akibat pneumonia.
Sayangnya, berbagai masalah pernapasan mulai dari hidung tersumbat, pilek, asma hingga pneumonia, menjadi kondisi kesehatan yang seringkali diabaikan para orangtua.
Padahal, penanganan serta perawatan yang dilakukan sejak dini dapat menekan kasus penyakit pernapasan di kemudian hari.
Nah, nebulizer merupakan alat bantu medis utama yang sangat berguna. Perangkat ini termasuk salah satu alat yang efektif untuk memastikan pengobatan yang tepat, masuk ke titik yang tepat dari saluran pernapasan.
Studi menunjukkan bahwa pengobatan dengan Nebulizer bisa memberikan hasil yang lebih baik untuk penyakit pernapasan seperti asma, bronchitis, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan flu musiman akibat perubahan cuaca.
Baca Juga: 5 Pola Hidup Sederhana yang Efektif Hindari Risiko Kista Ginjal
Hasil lebih signifikan terlihat pada bayi yang rentan terhadap infeksi pernapasan umum,mulai dari demam dan flu biasa, asma, apnea, bronchiolitis, dan sindrom gangguan pernapasan pada bayi prematur (Respiratory Distress Syndrome/RDS) hingga skenario pascapandemi COVID-19 yang membatasi kunjungan ke rumah sakit dan klinik.
Menurut Tomoaki Watanabe, Direktur OMRON Healthcare Indonesia, “Bagi setiap orang tua yang memiliki anak dengan asma atau masalah pernapasan, rasa aman dan nyaman merupakan hal utama. Inilah yang mendasari OMRON untuk memperkenalkan ‘DuoBaby’, nebulizer cum nasal aspirator pertama di Indonesia yang didesain khusus untuk bayi, terutama yang berusia 0-5 tahun. Perangkat 2-in-1 ini membantu melegakan hidung yang tersumbat serta saluran pernapasan atas dan bawah. DuoBaby™ merupakan terobosan inovasi yang mengedepankan kenyamanan dan manfaat bagi orangtua untuk memberikan pengobatan dari rumah.”
Sementara itu, menurut Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Persahabatan, Dr Andika Chandra Putra PhD SpP(K), menjaga kesehatan paru-paru sangat penting karena penyakit ini berkontribusi besar terhadap jumlah penderita dan kematian masyarakat seluruh dunia.
Lima penyakit paru yang paling sering terjadi dan paling banyak diderita adalah pneumonia, tuberkulosis, PPOK, kanker paru, dan asma. Untuk balita, angka kematian akibat pneumonia di Indonesia cukup tinggi yaitu 16 persen atau sekitar 920.136 balita.
“Salah satu hal penting yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah masalah penyakit paru dan pernapasan pada balita harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, yakni dengan sang ibu tidak merokok atau menjadi perokok pasif. Sedangkan ketika sudah lahir, bayi harus dijauhkan dari paparan polusi dan asap rokok.Tentunya akan lebih baik jika pasangan yang baru menikah langsung berhenti merokok, jika berencana punya anak,” imbuh dr Andika.(*)
Baca Juga: Penyanyi Cantik Era 80-an Ini Lumpuh dan 2 Kali Mati Suri; Hati Dicuci Seperti di Ruang Operasi
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar