Diketahui sebelumnya kondisi ini diakui secara resmi oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada bulan April sebagai salah satu efek samping dari infeksi Covid-19.
Bahkan dalam laporannya tak sedikit pasien Covid-19 yang kehilangan indera penciuman dalam waktu yang lama, begitu juga setelah dinyatakan sembuh sekali pun.
Kembali ke belakang, pada awal tahun saat pandemi Covid-19 mulai menyebar, ahli mengatakan bahwa demam dan batuk kering adalah gejala umum Covid-19.
Beberapa bulan kemudian, ahli menemukan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami kehilangan indra penciuman dan perasa.
Setelah itu, muncul laporan bahwa orang yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, juga mengalami sakit perut, kelelahan, dan kabut otak.
Di antara semua gejala yang sudah diketahui sejauh ini, data terbaru yang dihimpun peneliti di Office for National Statistics (ONS) menunjukkan bahwa gejala yang paling sering dilaporkan penderita Covid-19 adalah kehilangan indra penciuman atau perasa, yang disebut anosmia.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Akan Mulai Januari 2021, KPAI Sebut Hanya 16,32 Persen Sekolah Siap Tatap Muka
Source | : | Kompas.com,CDC |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar