Hasilnya, pasien Covid-19 tidak mampu membedakan rasa pahit dan manis.
Gejala anosmia ini paling parah diderita oleh pasien Covid-19 dibandingkan dengan 20 orang relawan lainnya.
Menurut Syeda Anum Zahra dari University of London, anosmia pada pasien Covid-19 lebih banyak dialami oleh perempuan dan pasien dengan usia yang lebih muda.
Baca Juga: Dampak Negatif yang Terjadi Pada Tubuh Jika Sering Minum Kopi Sebelum Sarapan
Dalam jurnal berjudul Can Symptoms of Anosmia and Dysgeusia be Diagnostic for Covid-19? , Zahra juga memaparkan bahwa anak muda mengalami anosmia dengan jangka waktu lebih lama.
Anosmia ternyata tidak hanya menyebabkan hilangnya kemampuan mencium bau saja, tetapi juga menyebabkan perubahan nafsu makan.
Hal ini membuat pasien Covid-19 juga rentan mengalami anoreksia.
Berdasarkan data dari Brazil, Korea Selatan, dan Israel, anosmia pada pasien Covid-19 dapat mulai membaik dalam kurun waktu satu hingga tiga minggu.
Mengutip BBC, 18 Mei 2020, beberapa orang di Inggris mulai mengisolasi diri ketika merasakan kemampuan indra penciumannya menghilang.
Pemahaman lebih lanjut terhadap gejala anosmia pada pasien Covid-19 oleh masyarakat dapat membantu upaya penyebaran virus corona.(*)
Baca Juga: Bersepeda Road Bike Lebih Aman Bagi Kesehatan, Jangan Lupa Gunakan Heart Indicator
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jadi Gejala Covid-19 Paling Umum, Ini yang Perlu Kita Pahami soal Anosmia
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar