GrdiHEALTH.id - Kurang dari seminggu lagi, Indonesia akan kembali menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 secara serentak di tengah pandemi Covid-19.
Padahal beberapa waktu yang lalu, masyarakat mulai mengkhawatirkan bahwa adanya Pilkada serentak 2020 dapat menimbulkan adanya lonjakan kasus Covid-19.
Baca Juga: Ada Pilkada dan Libur Panjang, Pakar Epidemiologi; 'Covid-19 Bisa Meledak di Desember'
Berkaca dari beberapa negara lain yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 usai penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu).
Misalnya saja di Amerika Serikat, Belarus, Polandia, Serbia dan Singapura.
Kendati demikian, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meyakinkan bahwa Satgas pusat telah berkoordinasi dengan Satgas daerah.
"Satgas pusat selalu berkoordinasi dengan Satgas di daerah. termasuk juga penyelenggaraan Pemilu untuk memastikan bahwa Pilkada serentak 2020 dapat berjalan dengan aman dan bebas Covid-19," ujarnya dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/12/2020).
Wiku menyebutkan, berdasarkan PKPU Nomor 13 Tahun 2020 telah mengatur protokol kesehatan yang harus dijalankan di dalam seluruh tahapan Pilkada.
Selain itu, juga terdapat berbagai ketentuan lain terkait protokol kesehatan yang harus dilakukan oleh penyelenggara pemilu di daerah pada hari pemilihan, antara lain:
- Memastikan petugas PPS yang bertugas dalam keadaan sehat
- Menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer
- Petugas dan pemilih wajib memakai masker, dan menjaga jarak
- Mengatur kedatangan pemilih sehingga dapat menghindari kerumunan
- Memeriksa suhu tubuh pemilih untuk memastikan pemilih itu sehat dan melakukan simulasi dengan pengawasan Satgas Covid-19.
"Satgas meminta kepada penyelenggara yang bertugas dan pemilih untuk sama-sama mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan sehingga Pilkada serentak 2020 dapat berjalan dengan aman dan bebas Covid-19 sehingga dapat meminimalisasi terjadinya penularan," ungkap Wiku.
Sementara itu, Ia menyampaikan bahwa beberapa negara seperti Belarus, Polandia, Serbia dan Singapura terjadi tren peningkatan kasus setelah pemilu yang juga disebabkan oleh faktor lain.
Baca Juga: PBB Putuskan Ganja sebagai Tanaman Obat dan Narkotika Tak Berbahaya
Di Belarus misalnya, kenaikan kasus virus corona disebabkan oleh terjadinya demonstrasi lanjutan usai pemilu.
Di Singapura dan Polandia, kasus meningkat karena adanya pelanggaran aktivitas sosial ekonomi.
Sementara, di Serbia peningkatan kasus disebabkan karena adanya kasus Covid-19 yang tidak dilaporkan pasca-pemilu. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar