GridHEALTH.id - Kebijakan yang diberlakukan Jerman terkait penanganan infeksi virus corona (Covid-19) menunjukan perkembangan yang positif.
Dimana hanya dalam waktu 20 hari saja jumlah infeksi Covid-19 disana turun hingga 47 %.
Berdasarkan data terbaru Worldometers, Senin (7/12/2020) tercatat total kasus Covid-19 disana sudah mencapai 1,185,093 kasus.
Dari jumlah tersebut 863,300 orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh, 19,166 orang meninggal dunia, dan sisanya masih harus mendapatkan perawatan.
Meski terbilang masih salah satu yang tertinggi di eropa, namun langkah yang dilakukan Jerman baru-baru ini patut ditiru oleh negara lainnya.
Dimana pemberlakuan wajib penggunaan masker di Jerman dalam 20 hari terakhir mampu menurunkan jumlah infeksi Covid-19 secara signifikan, hingga 47%.
Penelitian terbaru di Jerman yang yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (3/12/2020)lalu, menunjukkan aturan wajib masker berhasil mengurangi jumlah kasus antara 15% hingga 75% selama 20 hari.
Baca Juga: Haid Membanjir Bisa Menyebabkan Anemia, Ini Cara Mengatasinya
Dilansir dari South China Morning Post, peneliti mengatakan bahwa masker adalah cara hemat biaya untuk memerangi virus corona jika dibandingkan dengan upaya kesehatan lainnya.
Penelitian tersebut membandingkan data dari 401 kota di Jerman yang telah mewajibkan penggunaan masker pada waktu yang berbeda.
Mereka menyimpulkan bahwa masker mengurangi tingkat pertumbuhan harian hingga 47%.
Kota Jena di Jerman timur, kota pertama di negara itu yang mewajibkan penggunaan masker di tempat umum pada bulan April lalu, mengalami penurunan kasus baru sekitar 75% setelah 20 hari.
Baca Juga: Transmisi Penularan Covid-19 di Musim Panas Menurun, Bagaimana Saat Musim Hujan Seperti Sekarang?
"Sederhananya, jika wilayah yang diawasi (tanpa masker) mendapatkan 100 infeksi baru dalam 20 hari, wilayah dengan masker hanya mencatat 25 kasus. Penurunan ini yang terbesar, lebih dari 90% untuk kelompok usia 60 tahun ke atas," ungkap peneliti.
Semua negara bagian federal di Jerman memberlakukan kebijakan wajib masker sejak 20-29 April lalu.
Sejak saat itu tren positif mulai muncul, meskipun kini angkanya kembali melonjak.
Baca Juga: Pijat saat Hamil Muda Berisiko Keguguran, Coba lakukan 4 Cara Aman Ini untuk Redakan Pegal
Sementara itu, berkaitan penggunaan masker, Direktur Center for Disease Control and Prevention (CDC), Dr. Robert Redfield, menyatakan bahwa masker mungkin memberikan perlindungan yang lebih baik daripada vaksin.
"Kami memiliki bukti ilmiah yang jelas bahwa masker bekerja, dan masker adalah pertahanan terbaik kami," ujarnya, Rabu (17/9/2020).
"Saya bahkan mungkin mengatakan lebih jauh bahwa masker wajah ini lebih terjamin untuk melindungi saya dari Covid daripada saat saya menerima vaksin Covid-19," lanjutnya.
Pernyataan Redfield itu diucapkannya kepada Subkomite Pengalokasian Senat AS untuk Tenaga Kerja, Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Pendidikan, dan Agen Terkait.
Disisi lain, pada hari Rabu (2/12) pekan lalu, WHO juga memperketat pedoman penggunaan masker, menyarankan orang-orang di fasilitas kesehatan dan area dalam ruangan yang berventilasi buruk untuk memakai masker.
Virus corona telah menginfeksi lebih dari 67 juta orang di seluruh dunia, dengan AS, India, dan Brasil menjadi negara yang merasakan dampak paling parah.(*)
Baca Juga: Alami Flu dan Sakit Kepala Hebat, Sinyorita Esperanza Ternyata Positif Covid-19
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | CDC,Kontan.co.id,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar