Pada 6 Januari 2020 lalu, CEO Moderna Stéphane Bancel mengirim e-mail kepada Barney Graham, seorang peneliti vaksin di National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat.
Melansir Business Insider, saat itu Bancel mulai mendeteksi keberadaan virus misterius di Wuhan, China.
Ia kemudian melakukan diskusi dengan Graham mengenai pengembangan vaksin untuk virus misterius tersebut.
Baca Juga: PMS dan PMDD, 2 Gangguan Haid Bikin Resah, Pil KB Dapat Mengatasinya
Kerjasama antara Moderna dan NIH sudah terjalin sejak 2017, terutama dalam hal pengembangan vaksin.
Mendengar kabar terbaru tersebut, NIH setuju untuk memulai penelitian vaksin untuk virus yang kini dikenal sebagai SARS-CoV-2.
Pada 11 Januari, peneliti dari China menerbitkan urutan genetik dari novel coronavirus.
Source | : | Kontan.co.id,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar