Karena plastik tidak dapat terurai secara hayati, tetapi hanya terurai menjadi potongan-potongan kecil, akhirnya berakhir di mana-mana, mengacaukan pantai dan mencekik satwa liar laut, serta dalam rantai makanan.
Lihat postingan ini di Instagram
Berdiri di garis pantai rawa asin yang dilindungi satwa liar di Inggris selatan, Malcolm Hudson, seorang profesor ilmu lingkungan di Universitas Southampton, di Inggris menunjukkan kepada Reuters butiran plastik kecil seperti manik-manik yang menembus rawa.
Hudson mengatakan bahwa sebagian besar penelitian telah dilakukan pada mikroplastik ini, tetapi ada peningkatan jumlah partikel yang lebih kecil yang disebut nanoplastik di lingkungan yang jauh lebih sulit untuk dideteksi, yang kemungkinan akan kita telan juga alias pada akhirnya manusia makan plastik.
"Itu bisa masuk ke dalam darah atau sistem limfatik kita dan berakhir di organ kita," kata Hudson.
Baca Juga: Ibu Hamil Disarankan Minum Susu, Ternyata Ini Dia Alasannya
Baca Juga: Gemar Makan Daging Babi, Otak Pria Ini Tenyata Dipenuhi Cacing Pita
Baca Juga: Mengenal Plus Minus Kondom, Alat Kontrasepsi Praktis Untuk Pria
"Partikel-partikel plastik itu adalah bom waktu kecil yang menunggu untuk dipecah cukup kecil untuk diserap oleh satwa liar atau oleh manusia dan kemudian berpotensi menimbulkan konsekuensi yang berbahaya. Risiko kesehatan muncul bila manusia makan plastik," imbuh Hudson. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Reuters,The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar