GridHEALTH.id - Inggris menjadi salah satu negara dengan kasus virus corona (Covid-19) tertinggi di eropa.
Berdasarkan data terbaru Worldometers, Senin (14/12/2020), tercatat total kasus Covid-19 secara keselutuhan di Inggris sudah mencapai angka 1,849,403 kasus.
Dari angka tersebut, 64,170 orang diantaranya dinyatakan meniggal dunia, namun untuk kasus sembuh dan yang masih aktif tidak dipublikasikan.
Alhasil akibat tingginya kasus Covid-19 sejak awal pandemi, beberapa wilayah disana memberlakukan aturan lockdown dan warganya diimbau untuk melakukan karantina mandiri di rumah.
Namun rupanya aturan karantina di rumah tersebut rupanya membawa berkah tersendiri bagi beberapa penduduk desa di Inggris.
Dimana masyarakat desa disana dilaporkan banyak yang tanpa sengaja menemukan harta karun abad pertengahan di halaman belakang rumah selama masa karantina.
Baca Juga: Presiden Eswatini Wafat, Jadi Kepala Negara Pertama Korban Covid-19
Baca Juga: Dinilai Sebabkan Masalah Kehamilan, Berapa Kali Sebaiknya USG Dilakukan selama Hamil?
Dilansir dari CNN (12/12/2020), British Museum mengumumkan pada pekan ini terdapat lebih dari 47.000 objek bersejarah yang ditemukan selama 2020 oleh warga.
Penduduk desa banyak yang menemukan sebagian besar artefak bersejarah saat melintasi pedesaan menggunakan detektor logam.
Mereka pun menambahkan dan memperbarui catatan melalui Skema Barang Antik Portabel museum.
Baca Juga: Waspadai Penularan Covid-19, Milenial Disarankan Tidak Makan di Tempat Saat ke Restoran
British Museum mengatakan program Skema Barang Antik Portabel tersebut memperlihatkan adanya peningkatan temuan benda bersejarah.
Jumlah temuan itu diperbarui oleh para warga yang menjadi penemu dengan mencatatkannya melalui catatan digital barang antik.
Baca Juga: Pemeriksaan Antenatal Selama Pandemi Covid-19 Tetap Perlu Dilakukan
Sementara, menurut laporan yang ada kejadian ini terjadi saat Inggris berada dalam aturan lockdown penuh di tengah pandemi Covid-19 antara 22 Maret dan 13 Mei.
Berdasarkan database digital yang dikumpulkan terdapat catatan bahwa ada lebih dari 1,5 juta objek yang ditemukan sejak 1998 oleh masyarakat umum, bukan oleh arkeolog profesional.
Baca Juga: Melalui GESID, Remaja Putri Jadi Kunci Penting Berantas Stunting
"Sangat brilian melihat skema tumbuh semakin besar selama lockdown, berkat penemuan di taman dan pelaporan digital," kata Menteri Kebudayaan Inggris Caroline Dinenage, dalam rilis pers.
Daftar harta karun yang ditemukan di halaman belakang yang digali tahun ini, terdiri dari segel abad pertengahan ke-13, bertuliskan tulisan Latin, "David, utusan Tuhan, uskup St. Andrews."
Salah satu yang paling menonjol di antara penemuan-penemuan baru adalah 2 penimbunan koin.
Diantara harta karun itu, ada yang berisi 50 koin emas murni Afrika Selatan, yang ditemukan di Milton Keynes, sebuah kota sekitar 50 mil (80,5 km) dari barat laut London.
Temuan ini masih menjadi misteri bagaimana koin-koin itu dapat dicetak pada 1970-an selama era apartheid Afrika Selatan, dan terkubur di halaman belakang di desa-desa di Inggris.
Penimbunan koin besar lainnya ditemukan berisi 63 koin emas dan satu koin perak yang menampilkan raja Edward IV dan Henry VIII, kemungkinan besar dikuburkan pada abad ke-16.
Baca Juga: Cara Tepat Mengonsumsi Obat Cacing Mebendazol, yang Membuat Cacing Mati Kelaparan
Itu termasuk koin dengan inisial beberapa istri Henry VIII, termasuk Catherine dari Aragon, Anne Boleyn dan Jane Seymour.
Hampir 500 tahun kemudian selama pandemi Covid-19, penduduk menemukan koin-koin itu kembali saat menyiangi kebun mereka.
Penemuan amatir lainnya selama pandemi Covid-19 adalah perlengkapan furnitur Romawi kuno yang terbuat dari tembaga, dan dengan jelas menampilkan wajah dewa Oceanus. Artefak itu, ditemukan di Old Basing sekitar 50 mil (80,5 km) tenggara London, berasal dari abad ke-1.(*)
Baca Juga: Mengatasi Infeksi Cacing Kremi, Pada Perempuan Bisa Sebabkan Vaginitis juga Endrometriosis
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar