"Fase 1 seharusnya selesai sekarang, sesuai dengan kerangka acuan, dan kami harus mendapatkan beberapa hasil. Jika itu yang kami dapatkan saat kami datang ke China, itu akan fantastis. Maka kami sudah berada di fase 2," katanya kepada Reuters.
Keith Hamilton, seorang ahli di Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) yang juga anggota rombongan ilmuan yang akan ikut ambil bagian mengatakan, "Saya mengantisipasi misi tersebut akan berlangsung dalam waktu dekat."
Baca Juga: Wajib Dipenuhi selama Periode Emas, Kenali 3 Aspek Penting 1000 Hari Pertama Kehidupan
Sedangkan juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan, tim internasional sedang mengerjakan pengaturan logistik untuk melakukan perjalanan ke China secepat mungkin.
Kami berharap tim bisa melakukan perjalanan pada Januari, katanya.
Seorang diplomat Barat mengatakan bahwa tim tersebut diperkirakan akan
pergi pada awal Januari, menjelang pembukaan dewan eksekutif WHO pada 18 Januari, menambahkan: "Ada tekanan kuat pada China dan WHO."
Baca Juga: Jadi Syarat Wajib Keluar Masuk Jakarta, Ini Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen
Hamilton mengatakan virus serupa tetapi tidak identik diidentifikasi pada kelelawar tapal kuda, menunjukkan bahwa itu ditularkan terlebih dahulu ke hewan, atau inang perantara, sebelum menginfeksi manusia.
“Kalau kita melakukan surveilans hewan itu sulit, seperti mencari jarum di tumpukan jerami,” ujarnya.
Peter Ben Embarek, pakar utama penyakit hewan WHO mengatakan, bulan lalu misi tersebut ingin mewawancarai pekerja pasar tentang bagaimana mereka terinfeksi virus tersebut.
"Tidak ada indikasi bahwa itu adalah buatan manusia," tambahnya.(*)
Baca Juga: Wiku; Pasien Covid-19 di Indonesia Dengan Komorbid Penyakit Ginjal Paling Tinggi Risiko Kematiannya
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | intisari,mirror.co.uk |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar