Temuan tersebut diketahui baru saja dimuat dalam jurnal Psychics of Fluids pada Rabu (16/12) kemarin.
Dimana para ilmuwan menganalisis penyebaran droplet atau tetesan liur yang dihasilkan dari seseorang yang batuk setelah orang tersebut berjalan di tempat dengan ukuran berbeda.
Dengan menggunakan simulasi aliran udara, peneliti menemukan jarak enam kaki atau dua meter belum aman untuk mencegah penularan virus corona dari satu orang kepada orang lain, tergantung pada bentuk ruangan.
Baca Juga: Waspada Pandemi Susulan, Epidemiolog: 'Jauh Lebih Hebat dari Covid-19'
Studi tersebut juga menunjukan partikel yang terinfeksi bisa tertinggal dan menempatkan orang ke dalam awan udara yang mengandung droplet.
Menurut peneliti, di saat seseorang batuk di koridor atau lorong sempit dan tertutup, udara yang telah terpapar ini bertahan di sana dan terkonsentrasi.
Sehingga membahayakan orang lainnya yang berjalan di lorong tersebut.
Baca Juga: Satu Lagi Khasiat Blue Berry, Mengatasi Disfungsi Seksual Pada Pria
Source | : | CDC,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar