3. Tidak mengaplikasikan ke seluruh tangan
Saat menggosok dengan sabun dan air, kita mencuci seluruh tangan termasuk di sela-sela jari dan punggung tangan. Lakukan hal yang sama saat menggunakan hand sanitizer.
"(Gunakan) secukupnya untuk melapisi dan menutupi bagian depan dan belakang tangan, serta jari-jari dan area di antara jari-jari," kata Dr. Ginde. Jika hanya menggosok kedua telapak tangan, kita tidak menyelesaikan pembersihan dengan efektif.
Lihat postingan ini di Instagram
4. Terburu-buru
Sama seperti mencuci tangan dengan sabun dan air, menurut Mayo Clinic, kita perlu menggosokkan hand sanitizer selama sekitar 20 detik.
5. Mengusapkan tangan setelah menggunakan hand sanitizer
Basah atau lengket yang tersisa saat menggunakan hand sanitizer membuat ingin buru-buru menggunakan handuk atau tisu untuk mengelapnya.
"Tahan godaan untuk mengeringkan tangan menggunakan handuk atau tisu. Melakukan hal ini dapat mengurangi keefektifan pembersih tangan," Dr. Ginde menjelaskan.
Baca Juga: Rambut Bayi Baru Lahir Tipis, Setelah Dicukur Bisakah Menjadi Lebat?
Baca Juga: Buah dan Sayur Pembersih Nikotin di Dalam Tubuh, Wajib Bagi Perokok
6. Menyimpan hand sanitizer di suhu panas atau dingin
Pembersih tangan idealnya disimpan antara suhu 15 sampai 30 derajat Celcius. Hindari suhu dingin atau panas ekstrem saat menyimpan hand sanitizer. "Menjaga pembersih tangan pada suhu kamar adalah pilihan terbaik," kata Dr. Ginde.
Source | : | live strong,liputan 6,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar