GridHEALTH.id - Posko pencarian korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 dikabarkan mulai dipenuhi orang yang reaktif virus corona (Covid-19).
Hal itu diketahui setelah pihak gabungan SAR Sriwijaya Air SJ-182 menyediakan fasilitas rapid antigen dan tenaga medis di Posko Kesehatan Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menurut Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman, sejumlah orang hasilnya reaktif Covid-19 usai memeriksakan diri di posko kesehatan tersebut.
"Ya orang yang ada di sini. Yang memeriksakan diri, kan tidak semua memeriksakan diri," kata Rasman.
Jumlah orang-orang yang reaktif Covid-19 tersebut belum diketahui, namun bisa dipastikan terdiri dari beberapa unsur.
"Tapi dari yang memeriksakan diri itu, ada petugas, ada media, ada relawan. Ternyata ya ada yang reaktif, banyak yang reaktif," tambahnya.
Mereka yang reaktif Covid-19 nantinya harus menjalani proses pemeriksaan lanjutan seperti tes PCR.
Selain itu mereka juga untuk sementara waktu ini tidak boleh ikut serta melakukan pencarian di lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 maupun juga berkegiatan di posko utama di Dermaga JICT II.
"Langsung di-swab, kemudian langsung diisolasi, kan prosedurnya begitu. Tidak boleh lagi berkeliaran di sini. Langsung diisolasi, tidak boleh berkegiatan lagi di sini," kata Rasman.
Ia pun menegaskan kepada seluruh unsur yang terlibat dan berkegiatan di posko kesehatan SAR di Dermaga JICT II supaya menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19.
"Oleh karena itu saya menekankan untuk mari kita disiplin terhadap protokol kesehatan. Angkanya ada di petugas kesehatan, cuman saya dilaporkan bahwa banyak yang reaktif," katanya.
Sementara itu untuk kelanjutan proses pencarian korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 diketahui akan ditentukan hari ini, Jumat (15/1/2021).
Hal itu diumumkan Rasman saat memberikan perkembangan terkini terkait pencarian korban Sriwijaya Air SJ-182 pada Kamis (14/1/2021) kemarin.
Baca Juga: Tak Hanya Tenaga Kesehatan, Karyawan Juga Bisa Dapat Vaksinasi Covid-19, Tergantung Perusahaan
Menurutnya sesuai peraturan yang berlaku batas waktu operasi pencarian dilakukan selama tujuh hari.
"Yang jelas batasan sesuai UU 29 tahun 2014, Basarnas dalam melaksanakan operasi itu tujuh hari. Dan diperpanjang apabila perlu untuk diteruskan," kata Rasman di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.
Rasman menyebut penentuan kelanjutan operasi SAR ini akan ditentukan pada Jumat (15/1/2021).
Baca Juga: Terungkap, Begini Cara Vaksin Sinovac Bikin Orang Kebal Covid-19
"Ya bisa besok (ditentukan), kan baru hari keenam. Operasi pencarian 7 hari, tapi bisa diperpanjang berdasarkan situasi kepentingan," ucap Rasman. Namun Rasman enggan menyebut operasi akan diperpanjang lantaran saat ini Tim SAR masih mencari cockpit voice recorder (CVR) dan potongan tubuh korban serta material pesawat lainnya. "Untuk menghentikan atau diperpanjang, itu kewenangan pemimpin, tentunya melihat situasi di lapangan," lanjutnya.
Berdasarkan data terakhir, total ada 141 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban telah dievakuasi.
Temuan lain yakni 31 kantong yang berisi serpihan pesawat kecil dan 28 potongan besar serpihan pesawat.
Serta Flight Data Recorder (FDR) atau bagian kotak hitam pesawat juga telah dievakuasi.(*)
Baca Juga: Keistimewaan Terapi Lintah Bagi Penderita Diabetes, Bisa Cegah Kecacatan Akibat Komplikasi
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Warta Kota |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar