12. Hepatitis B
• Vaksinasi semua orang dewasa tanpa terkecuali; dianjurkan untuk memeriksa HbsAg terlebih dahulu.
• Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok risiko tinggi: tenaga kesehatan, pengguna Narkoba, orang dengan partner seksual multiple, kondisi imunokompromais, pasien dengan gangguan hati kronik dan pasien dengan gangguan ginjal kronik termasuk yang sedang hemodialisis.
• Khusus pada individu imunokompromais atau pasien hemodialisis, berikan vaksin 2 dosis (2 x 20μg/ml) setiap kali penyuntikan pada bulan 0, 1, 2 dan 6.
• Pada individu imunokompeten, tidak ada rekomendasi untuk memberikan dosis penguat (booster).
• Pada individu imunokompromais, pemeriksaan titer antibodi anti-Hbs pasca vaksinasi dilakukan secara berkala (booster diberikan bila titer ≤10 mIU/mL)
• Perlu diingat terdapat fenomena responder dan nonresponder. Pada individu imunokompeten, pemeriksaan titer antibodi anti-Hbs pasca vaksinasi dilakukan pada 1 - 3 bulan setelah vaksinasi terakhir (protektif bila titer ≥ 10 mIU/mL). Pemeriksaan yang dilakukan lebih dari 6 bulan pascavaksinasi kurang memiliki manfaat dan dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
13. Hepatitis A dan Hepatitis B (Kombinasi)
Baca Juga: Stroke Masih Penyebab Penyakit Degeneratif yang Utama, Ini Gejalanya
• Bila tersedia, gunakan vaksin kombinasi Hepatitis A dan Hepatitis B. Selain lebih ekonomis, kesempatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi lebih besar.
14. Hepatitis A dan Typhoid (Kombinasi)
• Vaksin kombinasi diberikan sebagai dosis pertama. Untuk dosis berikutnya digunakan vaksin Hepatitis A dan Typhoid terpisah sesuai jadwal masing-masing (yaitu Hepatitis A pada bulan ke 6 - 12 dan Typhoid setiap 3 tahun).
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar