GridHEALTH.id - Baru-baru ini dunia medis dibuat kaget dengan statement salah seorang Profesor.
Profesor tersebut menyebut lidah Covid.
Menurut Profesor Tim Spector, yang menjalankan aplikasi ZOE Covid Symptom Study, salah satu tanda peringatan Covid yang "kurang umum" mungkin berkembang di mulut.
Baca Juga: 6 Cara Mudah dan Murah Mengatasi Lidah dan Mulut Bila Terasa Pahit
Masih menurut Profesor Tim Spector, 20 persen pasien menunjukkan tanda-tanda yang tidak ada dalam daftar resmi gejala virus corona Pemerintah.
Tapi menurutnya, seperti ditulis pada pemberitaan express.co.uk (15 Januari 2021). pasien menunjukan adanya 'lidah Covid'.
Karenanya, menurut Profesor Tim Spector, jika seseorang tidak mengeluhkan gejala umum Covid-19, namun merasakan adanya sustu yang tidak beres di mulut, seperti sariawan, atau muncu gambar seperti peta di lidah.
Baiknya mereka yang merasakan hal tersebut melakukan isolasi mandiri.
Hal itu pun ditemukan oleh tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 asal Kaukasia, sepertri dilansir dari sciencedirect.com, yang mempublish laporan dari International Journal of Infectious Diseases, Volume 97, August 2020, Pages 326-328.
Dalam laporan tersebut disebutkan, ada beberapa kasus COVID-19 yang melaporkan manifestasi oral (mulut).
Baca Juga: Tak Masuk Akal Tapi Tetap Dilakukan, Potong Lidah di Depan Dewa Supaya Hentikan Virus Corona
Pada 31 Maret 2020, seorang pria Kaukasia berusia enam puluh tujuh tahun dengan riwayat menjelajahi pantai Brasil dalam 30 hari terakhir, dirawat di Rumah Sakit Alvorada Brasília, Brasilia, Brasil.
Pada hari kedua puluh empat rawat inap, dokter gigi (RLC S dan RMP) dipanggil untuk menilai plak putih yang persisten di dorsum lidah.
Lesi ini sebelumnya dirawat oleh dokter dengan Flukonazol intravena (Zoltec® 200 mg / 100 mL, satu kantong sehari selama sepuluh hari) dan nistatin oral (100.000 IU / mL, 8/8 jam, selama 30 hari), tetapi tidak ada regresi.
Selain plak putih, dokter gigi juga mengamati beberapa ulkus kekuningan pada dorsum lidah yang menyerupai tahap akhir dari lesi oral rekuren herpes (Gambar 1A).
Setelah pemeriksaan intraoral lengkap, tidak ada lesi lain pada mukosa mulut yang diamati, kecuali nodul yang terletak di bibir bawah, berukuran kira-kira 1 cm dengan diameter terbesarnya, menunjukkan adanya lesi reaktif (fibroma) yang dikonfirmasi oleh pasien sebelumnya.
Baca Juga: Benarkah Seseorang Baru Bisa Terjangkit Covid-19 Jika Terpapar 1.000 Partikel Virus?
Dua minggu setelah pemeriksaan oral pertama, lesi putih pada dorsum lidah menunjukkan resolusi yang hampir sempurna.
Dalam pemeriksaan intraoral baru, diamati bahwa pasien menunjukkan lidah geografis asimtomatik yang diklasifikasikan sebagai parah, menurut indeks keparahan yang baru-baru ini diterbitkan (Picciani et al., 2020) (Gambar 1B), terkait dengan lidah pecah-pecah.
Baca Juga: Manfaat Tak Terduga Makan Nasi dan Ikan Asin, Dari Menguatkan Tulang Sampai Mempercantik Kulit
Itulah yang mungkin disebut lidah Covid oleh Profesor Tim Spector.
* Lidah mengalami peradangan pada permukaannya.
* Adanya di seluruh lidah yang tampak mirip dengan peta.
Untuk diketahui, walau gambaran lidah Covid sepert itu, mengkhawatirkan, namun itu sama sekali tidak berbahaya, dan biasanya sembuh sendiri dalam beberapa hari atau minggu.
Tetapi jika Anda mengembangkan lidah Covid bersama dengan salah satu dari tiga gejala virus corona yang paling penting, baiknya penderita segera menjalani tes Covid-19.(*)
Baca Juga: Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Jakarta Terancam Kolaps, Hanya Tersisa 13 Persen
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Express.co.uk,sciencedirect.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar