“Tubuh memiliki termostat built-in yaitu hipotalamus, yang menjaga suhu agar tidak cukup tinggi untuk menyebabkan kerusakan,” katanya, dan kejang demam (kejang singkat, gemetar dan mungkin kehilangan kesadaran yang mempengaruhi beberapa anak kecil) diakibatkan oleh bagaimana suhu cepat naik, bukan setinggi apa pun.
Pada anak yang rentan secara genetik, kejang dapat terjadi jika suhu naik dengan cepat bahkan pada suhu rendah, misalnya dari 37,22 menjadi 38,22 derajat Celcius.
"Kejang demam itu mengerikan dan menakutkan untuk diperhatikan orangtua, tetapi tidak menyebabkan kerusakan apa pun," kata Gordon.
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa demam mengkhawatirkan pada bayi yang sangat muda yang memiliki sistem kekebalan yang belum matang dan belum divaksinasi untuk penyakit serius.
Meskipun mengetahui manfaat demam melawan infeksi, Gordon mengatakan dia akan tetap merekomendasikan pengobatan untuk menurunkan demam jika seorang anak, terutama anak nonverbal, sangat menderita dan mungkin tidak bisa tidur atau makan.
Baca Juga: Stroke Masih Penyebab Penyakit Degeneratif yang Utama, Ini Gejalanya
Orang dewasa umumnya disarankan untuk mencari pertolongan medis jika demamnya naik di atas 39,44 derajat Celcius.
Source | : | The Conversation,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar