GridHEALTH.id - Menstruasi adalah hal yang biasa bagi setiap perempuan. Sindrom pra menstruasi (PMS) yang dirasakan sebelum dimulainya menstruasi lah yang selalu luar biasa.
PMS adalah sindrom yang dialami 1-2 minggu sebelum menstruasi dimulai. Gejalanya sangat beragam, meliputi perubahan fisik, emosi dan perilaku.
Adapun beberapa gejala PMS yang menyerang fisik adalah nyeri pada payudara, rasa letih, kulit wajah yang tampak kusam dan berminyak, membesarnya pori-pori wajah, hingga jerawat berukuran besar (cyst acne) yang tumbuh di sekitar dagu atau mulut.
Gejala fisik lainnya yang tak kalah mengganggu adalah perut kembung, sakit kepala, nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah, hingga kram perut.
Sedangkan gejala emosional yang biasa dirasakan saat PMS adalah berubah-ubahnya suasana hati, perasaan cemas dan frustrasi. Selain itu, saat mengalami PMS perubahan perilaku seperti bertambahnya nafsu makan dan berkurangnya hasrat seksual mungkin juga terjadi.
Menurut situs kesehatan WebMD, hampir 90 persen perempuan di dunia dengan usia reproduktif yang sudah matang mengalami sindrom ini.
Baca Juga: Ini Penyebab Mengapa Berkeringat di Malam Hari Selama Menstruasi
Tidak semua perempuan merasakan gejala yang sama. Bahkan, seorang perempuan mungkin saja merasakan gejala yang berbeda-beda setiap bulan.
Penyebab PMS, menurut The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism yang dipublikasikan Oxford University Press pada 2010, berkaitan dengan perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Pada masa subur, yaitu 1-2 minggu sebelum menstruasi kadar estrogen meningkat untuk mendorong sel telur (ovum) keluar dari indung telur (ovarium). Hormon progesteron ikut meningkat untuk mempersiapkan rahim sebagai tempat hidup janin.
Ketika tidak terjadi pembuahan, kedua hormon tersebut kadarnya turun drastis. Fluktuasi kedua hormon itulah yang diduga mendorong terjadinya sejumlah perubahan fisik dan emosional yang jadi gejala PMS.
Selain PMS fluktuasi hormon pada siklus reproduksi perempuan juga dapat menimbulkan gangguan fisik dan emosional yang lain yaitu Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
PMDD dialami oleh 3-5 persen perempuan di dunia. Penyebabnya diduga adalah sensitivitas terhadap perubahan serotonin, yaitu hormon yang mengatur perasaan manusia, yang terjadi menjelang menstruasi.
Baca Juga: PMS dan PMDD, 2 Gangguan Haid Bikin Resah, Pil KB Dapat Mengatasinya
Oleh sebab itu, gejala PMDD juga mencakup aspek psikologis, seperti depresi, kecemasan berlebih, sulit berkonsentrasi, insomnia, hingga mood swing.
Meredakan sindrom pramenstruasi
Baik PMS maupun PMDD mengganggu aktivitas harian dan hubungan interpersonal. Secara tidak langsung dua sindrom ini memberi dampak negatif pada kualitas hidup. Oleh sebab itu, meski tidak dapat dihindari, gejala kedua pramenstruasi tersebut perlu diatasi.
Mengutip dari Womenshealth.org, perubahan gaya hidup seperti tidak merokok, mengurangi kafein, asupan gula serta sodium dapat membantu meredakan gejala PMS dan PMDD. Selain itu, pastikan kecukupan tidur dan olahraga teratur.
Mengonsumsi beberapa jenis vitamin dan mineral seperti vitamin E, vitamin B6, magnesium, serta kalsium juga dianjurkan untuk membantu meredakan PMS dan PMDD.
Pil KB “menjinakkan” PMS dan PMDD ?
Ahli obstetri dan ginekologi dari University of California (UCLA) Dr. Andrea J Rapkin, dalam penelitiannya, menemukan bahwa konsumsi pil KB ternyata juga dapat membantu perempuan menghadapi PMS dan PMDD dengan lebih baik.
Namun, ia secara spesifik mengatakan pil KB yang dimaksud adalah yang memiliki kandungan Etinilestradiol dan Drospirenon.
Hasil penelitiannya yang dipublikasikan dalan Journal of Reproductive Medicine menunjukkan pil KB modern dengan kedua kandungan tersebut meringankan beberapa gejala PMS.
Baca Juga: Gejala Mood Swing Saat Premenstrual Syndrome dan Cara Mengatasinya
Setelah satu bulan mengonsumsi pil KB dengan Etinilestradiol dan Drospirenon responden mengalami gejala PMS yang lebih terkendali.
Gejala seperti kenaikan berat badan akibat retensi air yang disebabkan fluktuasi hormon pada tubuh, permasalahan kulit, hingga nyeri pada payudara berkurang. Begitu juga dengan gejala emosional seperti perasaan melankolis, mood swing, dan kecemasan. Kualitas hidup pun menjadi lebih baik.
Pada penelitian lain yang berjudul Efficacy of a New Low-Dose Oral With Drospirenon in Premenstrual Dysphoric Disorder ia menemukan bahwa pil KB dengan kandungan 3 miligram Drospirenon dan 20 mikrogram Etinilestradiol juga dapat membantu meredakan PMDD.
Namun, sebelum memutuskan beralih ke pil KB dengan dua kandungan tersebut sebaiknya Anda tetap melakukan konsultasi medis.
PP-YSM-ID-0076-1
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |