GridHEALTH.id - Selama masa pandemi banyak sekali informasik juga berita hoax prihal infeksi virus corona.
Paling santer dan masih banyak yang memercayainya hingga saat ini, adalah garam untuk menangkal virus corona.
Baca Juga: 5 Makanan Populer Diet Ini Kandungan Gulanya Tinggi, Tidak Bijak GGL
Ketahuilah, garam sebagai penangkal corona sudah mencuat sejak tahun lalu, diawal pandemi.
Mengenai hal ini sudah dibantah dengan tegas oleh hoax buster covid19.go.id.
Intinya prihal garam untuk tangkal corona, hingga saat ini belum ada bukti kuat bahwa campuran garam dan air hangat bisa mengeluarkan virus corona atau Covid-19 dari tenggorokan.
Meski dikenal mampu membantu seseorang untuk sembuh dari flu lebih cepat (belum ada bukti ilmiah), belum ditemukan bukti bahwa bahan-bahan alami tersebut mampu mencegah infeksi saluran pernapasan.
Sebaliknya, melansir Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular - Direktorat Jenderal Pencegahan dan pengendalian Penyakit (27 Maret 2018), garam walau banyak manfaat dan baik bagi kesehatan, tapi jika berlebih digunakan, khususnya dikonsumsi berbahaya.
Baca Juga: Banyak Jerawat Tanda Perempuan Sedang Dalam Masa Subur? Yang Benar Terlalu Banyak Makan Lemak
Konsumsi garam berlebih akan meningkatkan jumlah natrium dalam sel dan mengganggu keseimbangan cairan.
Masuknya cairan ke dalam sel akan mengecilkan diameter pembuluh darah arteri sehingga jantung harus memompa darah lebih kuat yang berakibat meningkatnya tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah berpengaruh pada peningkatan kerja jantung, yang akhirnya akan meningkatkan risiko mengalami serangan jantung dan stroke.
Penting juga diketahui, ternyata dari hasil penelitian, jika seseorang mengonsumsi garam berlebih justru bisa menurunkan respon imun.
Ini artinya kita dengan mudah bisa diserang oleh virus corona.
Para peneliti dari University of Bonn, Jerman, menyebutkan dari hasil percoba pada tikus laboratorium ditemukan, tikus yang mengonsumsi garam berlebih mengalami infeksi parah dan butuh waktu penyembuhan yang lebih lama, ketimbang tikus yang mengonsumsi garam dalam batas wajar.
Jadi efek konsumsi garam berlebihan dapat menekan kinerja hormon yang memengaruhi sistem imun tubuh.
Konsumsi garam berlebihan juga memicu penumpukan zat sisa buangan tubuh (urea) di ginjal.
Baca Juga: Pola Makan dan Olahraga Perlu Disesuaikan dengan Tahapan Siklus Menstruasi Agar Nyaman Menjalaninya
Kondisi ini dapat menekan kemampuan sel darah putih dalam memerangi infeksi bakteri.
Tak hanya memengaruhi infeksi saluran kencing pada tikus, konsumsi garam berlebihan juga berimbas terhadap infeksi listeria yang lebih parah.
Pada manusia, dari 10 relawan yang diberi garam tambahan sampai enam gram di atas anjuran konsumsi garam harian selama satu minggu, ditemukan fakta gejala sistem imunnya melemah.
Melansir Science Daily, studi dari University of Bonn ini membantah temuan ahli sebelumnya yang menyebut konsumsi garam bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Baca Juga: Banyak Bermunculan, Peneliti Kaget Temukan Pasien Covid-19 dengan 2 Jenis Varian Corona Berbeda
Untuk meningkatkan sistem imun, Ahli menhgimbau masyarakat untuk selalu menjaga pola makan sehat, seimbang, dan mengonsumsi garam sesuai anjuran yang disarankan.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), anjuran konsumsi garam dari Kemenkes adalah 2000 mg natrium atau setara dengan garam 1 sendok teh (sdt) per orang per hari (5 gram/orang/hari).
Jadi, bijak gula garam lemak adalah yang bisa kita ikuti untuk menangkal infeksi Covid-19.(*)
Baca Juga: Banyak Bermunculan, Peneliti Kaget Temukan Pasien Covid-19 dengan 2 Jenis Varian Corona Berbeda
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar