GridHEALTH.id - Fenomena menggunakan dua buah masker sekalgus kini banyak dilakukan.
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden dan wakilnya, Kamala Haris, kerap kali didapati menggunakan dua masker sekaligus.
Malah menurut Dr Anthony Fauci, seorang ahli alergi imunologi, dilansir dari Kompas.com, ternyata memakai 2 masker sekaligus dalam satu waktu ternyata lebih efektif mencegah penularan Covid-19.
"Jika kita sudah memakai satu masker, tambahkan satu masker lagi agar lebih efektif. Itulah alasan kita harus menggunakan dua masker, atau pilihan lainnya yang versi N95," ucap Dr Fauci.
Pendapat itu dikuatkan oleh seorang profesor Harvard T.H Chan School of Public Health, Joseph Allen.
Beliau mengatakan menggunakan dua masker sekaligus, masker bedah dibalik masker kain yang ditempatkan paling depan, bisa melindungi kita dari virus corona 91 persen, daripada memakai masker medis atau masker kain saja.
Di Indonesia, Zaskia Adya Mecca pun melakukan hal yang sama.
Dirinya saat di Jakarta menggunakan dua masker sekaligus saat berpergian.
"Pemakaian masker ku selama di jakarta jadi jaaaaauuuhhh lebih tinggi dibanding di jogja," curhat Zaskia Adya Mecca dilansir dari unggahannya pada Rabu (20/01) lalu.
Baca Juga: Jangan Lagi Keseringan Menonton Video Porno, Risikonya Grey Matter Berkurang dan Otak Rusak
Mengenai hal ini, menurut Linsey Marr, pakar penularan virus dan profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech masuk akal.
Sebab banyak masker yang digunakan kebanyakan orang di dunia tidak bisa melindungi penggunanya dengan baik terharap paparan infeksi virus corona.
Baca Juga: Ragam Manfaat Pil KB: Pemberdayaan Perempuan Hingga Cegah Kanker
Marr pun menyebutkan, melansir aarp.org - dulu dikenal dengan nama American Association of Retired, lembaga nirlaba asal Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1958 oleh Dr. Ethel Percy Andrus, kebanyakan masker sekali pakai di pasaran bukanlah masker medis.
Memang bentuk fisiknya layaknya masker medis, tapi bukan. Bahannya terbuat dari polipropilen, kain bukan tenunan yang terbukti secara elektrostatis menolak partikel virus.
"Masker bedah sendiri, yang kini banyak digunakan, tidak bekerja dengan baik karena sangat terbuka di sisi," kata Marr.
Jadi, hemat Marr, "Jika meletakkan masker kain yang pas di atasnya (di depan masker bedah), itu membantu dan mengurangi celah virus masuk.”
Baca Juga: Menteri Singapura: 'Pandemi Covid-19 Baru Berakhir 5 Tahun Lagi'
Tapi sejujurnya tidak akan ada orang yang menyukai dan sanggup menggunakan masker bedah yang dilapasi masker kain. Sebab penggunanya akan kesulitan bernapas. Ini tidak nyaman, dan membuat sesak.
Jadi baiknya menggunakan masker kain tenun. Bisa juga menggunakan masker kain dan masker medis yang sudah ditambahkan kantung vakum. Hal ini dimaksudkan untuk kenyamanan.
Bisa juga masker tenun dua lapis yang memiliki kantung vakum. Ini efektivitasnya mendekati masker N95.
Baca Juga: Daya Tular dan Varian Baru Virus Corona Semakin Besar, Betulkah Lebih Aman Pakai Dua Masker?
Jadi dengan menggunakan masker kain 2 atau 3 lapis, itu hanya melindungi kita 50-60 persen saja dari paparan infeksi virus corona.
Jika hanya menggunakan masker bedah, hanya melindungi diri 50-70 persen dari infeksi virus corona.
Tapi jika menggunakan dua masker sekalgus, masker bedah dibagian dalam dan masker kain di bagian luar, hasilnya jauh lebih baik melindungi diri dari infeksi virus corona.
Akan lebih baik lagi menggunakan masker medis, minimal N95.
"Masker N95 lebih baik, dapat membantu mengurangi risiko dari varian baru yang lebih menular," ungkap Mantan Direktur CDC, Dr Tom Friedan dalam kicauannya di Twitter.
Meski begitu, CDC belum merekomendasikan masker N95 untuk digunakan masyarakat umum karena masker tersebut diperuntukkan untuk tenaga medis.(*)
Baca Juga: WHO Rekomendasikan Penggunaan Oximeter untuk Pasien Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Cara Membacanya
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Aarp.org |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar