GridHEALTH.id – Kunci sukses vaksin Covid-19 adalah penerima vaksin tidak boleh stres.
“Stres emosional seperti ini dapat memengaruhi sistem kekebalan seseorang, mengganggu kemampuan vaksin untuk menangkal infeksi," kata Annelise Madison, seorang peneliti di The Ohio State University, zseperti dilansir dari Times of India.
Baca Juga: Heboh Beredarnya Vaksin Covid-19 Palsu Dari China, Ada Garam di Dalam Dosis
Medison pun menyebutkan, "Studi baru kami menyoroti kemanjuran vaksin dan bagaimana perilaku kesehatan dan stres emosional dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengembangkan respons kekebalan.”
“Masalahnya adalah bahwa pandemi itu sendiri dapat memperkuat faktor risiko ini," lanjutnya.
Dilain pihak, dalam penelitian lain disebutkan, dari hasil penelitian selama 10 tahun, menunjukkan bahwa depresi, stres, kesepian, dan perilaku kesehatan yang buruk dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan efektivitas vaksin tertentu.
Kembali ke stres dan pengaruhnya terhadap vaksin Covid-19, Janice Kiecolt-Glaser, PhD, ilmuan dari The Ohio State University Wexner Medical Center, dalam tulisan ilmiahnya di wexnermedical.osu.edu (15 Januari 2021), dengan judul 'How can stress affect COVID-19 vaccine immune response?' disebutkan;
Baca Juga: Bos WHO Umumkan Bagaimana Kendalikan Pandemi Covid-19, Hanya Ada Satu Cara Ampuh Saat Ini
"Ketika kami meninjau 49 studi vaksin pada manusia sejak 30 tahun yang lalu. Telah menunjukkan bagaimana stres merusak kesehatan fisik dalam berbagai cara, terutama dengan menghambat respons kekebalan manusia," paparnya.
Jadi menurut Glaser, yang juga seorang direktur Institut Penelitian Pengobatan Perilaku Universitas Negeri Ohio dan profesor psikiatri dan psikologi di Fakultas Kedokteran Negeri Ohio, stres, depresi, dan perilaku kesehatan yang buruk dapat berdampak negatif pada respons kekebalan tubuh terhadap vaksinasi.
Untuk diketahui, respon imun yang terganggu akibat stres terbagi dalam tiga kategori:
* Gangguan perkembangan antibodi terhadap patogen
Baca Juga: Relawan Uji Cova vaksin Covid-19 Buatan China Meninggal Dunia, Katanya yang Disuntikannya Plasebo
* Erosi yang lebih cepat dari perlindungan antibodi yang berkembang
* Intensifikasi efek samping vaksinasi
"Studi dalam tinjauan kami menyelidiki efek faktor psikologis dan perilaku pada tanggapan kekebalan terhadap berbagai jenis vaksin, seperti influenza, hepatitis B, tifus dan pneumonia,' jelasnya
Meskipun demikian, menurut Glaser, karena banyak hasil penelitiannya konsisten di seluruh tanggapan terhadap berbagai vaksin, "Jadi kami menganggapnya mungkin relevan dengan vaksin SARS-CoV-2 untuk COVID-19."
Baca Juga: Jangan Lakukan 5 Hal Ini Lagi Saat Pandemi, Risikonya Besar Tertular Covid-19
Menurut Glaser, tidak perlu mencari jauh-jauh untuk menemukan studi untuk mendukung teori ini.
Beberapa penelitian dia sebelumnya yang dilakukan di Pusat Medis Wexner Universitas Negeri Ohio menggambarkan berbagai efek dari berbagai jenis stres pada respons manusia terhadap vaksinasi.
Misalnya, sebuah penelitian tentang tanggapan kekebalan mahasiswa kedokteran terhadap vaksin hepatitis B yang sangat efektif menemukan bahwa semua siswa pada akhirnya mengembangkan antibodi.
Tetapi siswa yang lebih stres atau cemas tentang ujian yang bertepatan dengan suntikan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan antibodi pelindung.
Baca Juga: Wajar atau Tidak Kontraksi saat Hamil Muda? Yuk Cari Tahu Lebih Lengkap tentang Apa yang Harus Dilakukan
Penelitian laboratorium saya sebelumnya juga menunjukkan bahwa orang dewasa yang lebih tua — yang dianggap berisiko lebih tinggi mengalami gejala COVID-19 yang parah — terkadang tidak merespons vaksin flu dengan baik.
Dalam sebuah penelitian, hanya 20% orang dewasa yang stres yang berusia 71 atau lebih mengembangkan antibodi setelah suntikan flu.
"Studi tambahan di lab saya menunjukkan bahwa orang yang mengalami depresi mengalami efek samping kelesuan, malaise, dan iritabilitas pasca vaksinasi untuk jangka waktu yang lebih lama daripada orang yang tidak mengalami depresi," jelas Glaser.
Jadi dari sini kita sudah bisa mengambil kesimpulan, saat gilaran mendapat vaksin Covid-19, 24 jam sebelumnya kita harus tidur cukup, rutin olahraga, selalu gembira.
Itu terus dikondisikan hingga satu minggu ke depan usai vaksinasi, terus hingga vaksin ke dua, dan satu minggu setelahnya.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | times of india,wexnermedical.osu.edu |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar