Keempat, berisiko tinggi karenabanyak komorbid pada usia lanjut ini, sebenarnya adanya inflamasi kronik, disebutnya rendah tapi menahun.
Hal ini yang sangat risiko tinggi. Karena gejala tidak khas, sering tidak waspada bahwa itu sudah Covid-19, sehingga terlambat penanganan, jadinya angka kematian tinggi.
Menurut Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo, pelanggaran protokol kesehatan berisiko sangat besar pada lansia dan kelompok komorbid.
“Angka kematian lansia dan komorbid mencapai 80% sampai 85%. Sebuah angka yang sangat tinggi sekali,” papar Doni Monardo dalam bincang-bincang spesial “Media Bertanya, Doni Monardo Menjawab” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (9/10) sore.
Uniknya, lansia yang sudah terpapar Covid-19 seringkali tidak ditemukan gejala yang spesifik.
“Kalau kita kenal selama ini ada sakit tenggorokan, batuk. Berat bisa sesak, sebagai gejala Covid-19. Pada usia lanjut gejala itu tidak muncul. gejala muncul tiba-tiba nafsu makan hilang. Atau tiba-tiba mengalami perubahan perilaku, kesadaran berubah,” kata Staf Medis Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/FKUI, Dr. dr. C. H. Soejono, Sp.PD, KGer di Jakarta, Rabu (14 Oktober 2020).
Soejon pun mengatakan, adakalanya lansia terpapar Covid-19 disertai perubahan perilaku.
Misalnya, yang biasanya tenang, menjadi agresif. Selanjutnya, yang biasanya mudah diingatkan untuk melakukan keseharian, tiba-tiba menolak.
“Menjadi mondar mandir tak mau ikuti rutinitas seperti ini. Orang di sekitarnya harus lebih sensitif, jangan-jangan ada suatu kondisi penyakit akut. Apapun perubahan perilaku itu, yang harus diwaspadai,” jelasnya.
Nah, hal itu pula yang sepertinya dirasakan oleh nenek 116 tahun ini.
Source | : | tribunnews,intisari-online,fk.ui.ac.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar