GridHEALTH.id – Salah satu kelompok yang paling rentan terpapar Covid-19 adalah lansia.
Lansia alias manusia lanjut usia jika terpapar Covid-19 berisiko tinggi.
Melansir Info FKUI di laman fk.ui.ac.id (19 Oktober 2020), ada beberapa alasan lansia rentan dan berisiko tinggi terpapar Covid-19;
Baca Juga: Giliran Berikut, BPOM Izinkan Lansia Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac
Pertama, karena penurunan daya tahan tubuh. Ada sel, protein dan lainnya yang semuanya sudah mengalami penurunan.
Kedua, lansia dalam kondisi kendala berkegiatan, karenanya perlu bantuan orang lain. Nah, disinilah risiko itu muncul.
Ketiga, gangguan fungsi kognitif, sehingga mereka sulit untuk patuh. Misalnya keharusan menggunakan masker. Seringkali lansia menolaknya.
Hal ini menjadikannya berisiko tinggi. Kemudian terkait juga dengan asupan makan yang rendah, bahkan lebih sedikit dari yang dibutuhkan.
Karenanya lansia menjadi manusia yang mudah terpapar Covid-19.
Baca Juga: Juga Pakai Vaksin Covid-19 Buatan China, Turki Berani Suntik Lansia
Keempat, berisiko tinggi karenabanyak komorbid pada usia lanjut ini, sebenarnya adanya inflamasi kronik, disebutnya rendah tapi menahun.
Hal ini yang sangat risiko tinggi. Karena gejala tidak khas, sering tidak waspada bahwa itu sudah Covid-19, sehingga terlambat penanganan, jadinya angka kematian tinggi.
Menurut Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo, pelanggaran protokol kesehatan berisiko sangat besar pada lansia dan kelompok komorbid.
“Angka kematian lansia dan komorbid mencapai 80% sampai 85%. Sebuah angka yang sangat tinggi sekali,” papar Doni Monardo dalam bincang-bincang spesial “Media Bertanya, Doni Monardo Menjawab” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (9/10) sore.
Uniknya, lansia yang sudah terpapar Covid-19 seringkali tidak ditemukan gejala yang spesifik.
“Kalau kita kenal selama ini ada sakit tenggorokan, batuk. Berat bisa sesak, sebagai gejala Covid-19. Pada usia lanjut gejala itu tidak muncul. gejala muncul tiba-tiba nafsu makan hilang. Atau tiba-tiba mengalami perubahan perilaku, kesadaran berubah,” kata Staf Medis Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/FKUI, Dr. dr. C. H. Soejono, Sp.PD, KGer di Jakarta, Rabu (14 Oktober 2020).
Soejon pun mengatakan, adakalanya lansia terpapar Covid-19 disertai perubahan perilaku.
Misalnya, yang biasanya tenang, menjadi agresif. Selanjutnya, yang biasanya mudah diingatkan untuk melakukan keseharian, tiba-tiba menolak.
“Menjadi mondar mandir tak mau ikuti rutinitas seperti ini. Orang di sekitarnya harus lebih sensitif, jangan-jangan ada suatu kondisi penyakit akut. Apapun perubahan perilaku itu, yang harus diwaspadai,” jelasnya.
Nah, hal itu pula yang sepertinya dirasakan oleh nenek 116 tahun ini.
Nenek tertua di Erpoa ini terpapar Covid-19 pada 16 Januari 2021. Dan dirinya pun menjadi orang tertua di Eropa yang telah sembuh dari Covid-19.
Ia berhasil sembuh hanya beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-117.
Dilansir BBC, nenek yang seorang biarawati tersebut dikenal dengan nama Sister Andre. Nama lengkpanya, Lucile Randon yang lahir pada 11 Februari 1904.
Namun, dia tidak menunjukkan gejala apapun.
"Saya bahkan tidak sadar telah terinfeksi Covid-19," kata Sister Andre kepada media lokal, dikutip dari Intisari-online.com yang melansir Tribunnews.com.
Sister Andre sekarang sedang menantikan perayaan ulang tahunnya yang ke-117, pada hari ini, Kamis (11 Februari 2021).
"Dia sangat beruntung," kata David Travella, juru bicara rumah jompo Sainte Catherine Labouré.
Baca Juga: Kesaksian Chef Juna Saat Positif Covid-19: 'Pas Lihat CT-Scan, Kelihatan Virusnya Putih-putih'
"Dia tidak bertanya kepada saya tentang kesehatannya, tetapi tentang kebiasaannya."
"Misalnya, dia ingin tahu apakah jadwal makan atau waktu tidur akan berubah," terang Labouré kepada surat kabar Var Matin.
Labouré juga menambahkan, Sister Andre tidak menunjukkan rasa takutnya terhadap Covid-19.
Di sisi lain, ia justru sangat mengkhawatirkan kondisi penghuni rumah jompo lainnya.
Ketika ditanya oleh penyiar BFM Prancis apakah dia takut terkena Covid, Sister Andre berkata, "Tidak, saya tidak takut, karena saya tidak takut mati."
"Aku senang bersamamu, tapi aku ingin berada di tempat lain, bergabung dengan kakak laki-lakiku, dan kakekku serta nenekku," ujarnya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | tribunnews,intisari-online,fk.ui.ac.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar