GridHEALTH.id - Untuk memenuhi cairan tubuh yang hilang penting bagi kita untuk rutin minum air putih.
Memang ada banyak pendapat berbeda tentang jumlah air putih yang harus diminum setiap hari
Namun menurut Food and Nutrition Board (FNB), pria setidaknya membutuhkan 3,7 liter air per hari dan wanita membutuhkan 2,7 liter air per hari.
Ini merupakan jumlah ideal, tetapi bisa bertambah atau berkurang sesuai kondisi tubuh masing-masing guna mencegah dehidrasi.
Baca Juga: 4 Manfaat Kesehatan yang Hanya Bisa Didapatkan dari Minum Air Mineral Setiap Hari
Dikutip dari Life Hack, ada banyak manfaat yang didapatkan tubuh jika kita rutin minum air tubuh.
Misalnya, membantu menghilangkan racun di tubuh, meningkatkan metabolisme, mencegah berat badan naik, mencegah gangguan pencernaan, menjaga kesehatan kulit, mencegah kebotakan, membantu kerja ginjal, hingga menjaga sistem imun.
Tapi tahukah, ternyata ada waktu juga kita sebaiknyatidak minum putih.
Sebab jika kita minum di waktu krusial ini, akan ada dampak buruk yang merugikan yang bisa didapatkan tubuh.
Dirangkum cewebanget.grid.id, berikut 5 waktu krusial yang sebaiknya kita tidak minum air putih.
1. Sebelum tidur
Minum air putih setelah bangun tidur memang baik untuk tubuh, sebaliknya kita tidak disarankan untuk minum air putih sebelum tidur.
Hal ini dikarenakan minum air putih sesaat sebelum tidur bisa membuat kita jadi terbangun di malam hari untuk buang air kecil atau disebut nokturia.
Kondisi ini tentu bisa berdampak buruk bagi tubuh karena bisa menyebabkan kurang tidur yang berpengaruh pada kondisi keesokan harinya.
Selain itu, minum air putih sebelum tidur juga bisa membuat wajah dan tubuh kita menjadi bengkak.
Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Lagi Minum Air Putih Sebelum Tidur, Ini Kerugian yang Bisa Didapat
2. Saat olahraga
Saat lberolahraga, temperatur tubuh kita bisa naik dan memanas.
Ketika kita minum air putih, bukannya tubuh mendingin, tapi malah membuat elektrolit dalam tubuh berkurang, sehingga bisa membuat kita merasa pusing dan mual.
Selain itu, minum air putih saat berolahraga sangat berbahaya buat orang yang punya penyakit jantung, karena bisa membuat penyakit jantung yang dialami kambuh.
Jadi, pastikan hanya minum air putih setelah selesai berolahraga saja.
Baca Juga: Berat Badan Rina Gunawan Turun 30 Kilo Dalam 5 Bulan, Rahasianya Ada di Air Putih
3. Terhidrasi
Saat terhidrasi biasanya air kencing yang kita keluarkan tidak berwarna cenderung bening, alias transparan.
Hal ini juga bisa menjadi pertanda kalau sebenarnya kita sudah kebanyakan minum air putih.
Kelebihan minum air putih bisa berbahaya, karena bisa membuat kita pusing, lemas, hingga kekurangan sodium yang berpeluang membuat kita kena serangan jantung.
Baca Juga: Berat Badan Rina Gunawan Turun 30 Kilo Dalam 5 Bulan, Rahasianya Ada di Air Putih
4. Sesaat sebelum, saat, dan setelah makan
Jangan biasakan minum air putih sesaat sebelum makan, saat makan, ataupun setelah makan.
Pasalnya kebiasaan minum air putih saat waktu makan ini bisa mengganggu proses pencernaan tubuh kita.
Saat akan makan, mulut kita biasanya memproduksi air liur yang berfungsi untuk mencerna makanan.
Ketika kita minum, produksi air liur tersebut bakalan berkurang, sehingga pencernaan kita juga bakalan terganggu.
Jika ingin minum, sebaiknya minum 30 menit sebelum makan dan 10 menit setelah makan.
Baca Juga: Hati-hati, Kurang Air Minum Bisa Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis
5. Saat mengonsumsi makanan pedas
Saat mengonsumsi makanan pedas, kita terbiasa untuk langsung minum air putih untuk meredakan rasa panas dalam mulut.
Baca Juga: 3 Kebiasaan Rutin di Pagi Hari yang Bisa Bikin Kulit Wajah Bersinar
Sayangnya, ketika kita minum air putih, rasa pedas tersebut malah bisa menyebar makin jauh, sehingga memberikan rasa sakit yang makin parah.
Efeknya bakalan lebih parah saat kita minum air dingin.
Jika memang ingin meredakan rasa pedas, sebaiknya minum susu.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | LifeHack,cewekbanget.grid.id,Motherchildnutrition.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar