GridHEALTH.id - Kasus peredaran vaksin virus corona (Covid-19) palsu dari China kembali mengungkapkan fakta baru.
Dimana sebanyak 58.000 vaksin palsu tersebut dikabarkan telah diedarkan, bahkan diselundupkan ke luar negeri.
Hal itu terungkap setelah bos pemalsu vaksin Covid-19 diciduk pihak berwenang China.
Baca Juga: Heboh Vaksin Covid-19 Palsu Dari China, Ada Garam di Dalam Dosisnya
Kelompok ini diketahui memalsukan vaksin Covid-19 dengan bahan larutan garam dan air mineral.
Dilansir Kompas.com dari BBC (16/2/2021), pemimpin yang ditangkat tersebut diidentifikasi bernama Kong.
Ia dilaporkan termasuk di antara 70 orang yang ditangkap karena kejahatan serupa.
Penangkapan itu, melibatkan 20 kasus, yang terjadi ketika Beijing berjanji untuk menindak vaksin palsu Covid-19.
Sebagian kasus disebutkan muncul pada akhir tahun lalu, namun detailnya baru dirilis pada pekan ini.
Menurut putusan pengadilan, Kong dan timnya mendapat untung 18 juta yuan (Rp 250,6 juta) dengan memasukkan larutan garam atau air mineral ke dalam jarum suntik dan menjajakannya sebagai vaksin Covid-19 sejak Agustus 2020.
Baca Juga: Budaya Menggunakan Masker di Masa Pandemi Membuat Kasus Masalah Kulit Wajah Meningkat
Sebanyak 600 vaksin Covid-19 telah dikirim ke Hong Kong pada November lalu, sebelum dikirim ke luar negeri.
Penjualan dilakukan berdasarkan "jaringan internal" dari produsen vaksin Covid-19 yang asli.
Dalam kasus lain, vaksin Covid-19 palsu dijual dengan harga tinggi di rumah sakit.
Ada pula penjahat lain yang melakukan program inokulasi mereka sendiri dan meminta "dokter desa" memvaksinasi orang dengan suntikan vaksin Covid-19 palsu di rumah dan mobil mereka.
Diketahui vaksinasi adalah pemberian vaksin dengan cara disuntik atau diteteskan pada mulut guna memicu produksi antibodi untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi.
Baca Juga: Temuan WHO : Sebelum Kasus Pertama Diumumkan di Wuhan, Sudah Ribuan Warga China Terinfeksi Covid-19
Sementara vaksin sendiri merupakan produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.
Sementara melihat kasus ini, Badan kejaksaan tertinggi China, Kejaksaan Agung Rakyat telah mendesak badan-badan regional untuk bekerja sama dengan polisi untuk mengekang kegiatan tersebut.
Para pejabat berharap untuk memberikan 100 juta dosis Covid-19 sebelum Tahun Baru Imlek pekan lalu, tetapi sejauh ini hanya memvaksinasi 40 juta orang.
Namun, sebagian besar wilayah China telah berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 dengan tindakan lockdown, pengujian, dan pelacakan yang ketat.(*)
Baca Juga: Optimis 17 Agustus Merdeka dari Covid-19, Epidemiolog: 'Tidak Realistis, Kita Masih Jauh'
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar