Terawan menjelaskan, Vaksin Nusantara ini mewujudkan vaksin berbasis dendritic cell.
"Dampaknya apa? Tentunya akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19 dan karena ini sifatnya menjadi imunitas yang seluler tentunya akan bertahan lama, karena tingkatnya di sel bukan imunitas humoral tapi seluler," jelasnya, dikutip dari Kompas TV, Rabu (17/2/2021).
Berdasarkan laman British Society for Immunology, dendritic cell atau sel dendritik (DC) bertanggung jawab atas inisiasi respons imun adaptif dan karenanya berfungsi sebagai 'penjaga' sistem kekebalan.
Paul Langerhans merupakan orang yang pertama kali mendeskripsikan DC di kulit manusia pada tahun 1868 tetapi mengira itu adalah sel saraf kulit.
Sel dendritik adalah leukosit yang berasal dari sumsum tulang (BM) dan merupakan jenis sel pembawa antigen yang paling kuat.
Menurut Anggota Tim Uji Klinis Vaksin Nusantara Jajang Edi Prayitno, Vaksin Nusantara dengan dendritic cell tersebut dapat digunakan dalam sekali suntik berlaku seumur hidup.
Source | : | Kompas.com,Kompas TV,immunology.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar