GridHEALTH.id - Belum lama ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan perkiraan cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
BMKG memprediksi cuaca ekstrem ini terjadi mulai 15 hingga 21 Februaari 2021.
Baca Juga: 28 Daerah di Indonesia Hari ini Diramal Mengalami Cuaca Ekstrim, Ini Bedanya dengan Ramalan Mbak You
Berdasarkan laman resmi BMKG, cuaca ekstrem ini disebabkan oleh puncak musim hujan akan terjadi pada Januari - Februari 2021 di sebagian Sumatera bagian selatan, sebagian besar Jawa termasuk DKI Jakarta, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam siaran pers, Selasa (16/2/2021).
Akibat intensitas curah hujan yang tinggi, sebagian daerah di Indonesia sudah mengalami banjir.
Beberapa di antaranya juga menghasilkan air banjir warna-warni, mulai dari putih air susu, hijau lumut, hingga merah darah.
Air banjir berwarna putih air susu
Baru-baru ini, warga Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara digegerkan dengan air banjir yang berwarna putih layaknya air susu pada Kamis (18/2/2021).
Peristiwa tersebut terjadi tepatnya di permukiman warga, Jalan Telaga Jaya, RT 16 RW 01, Kelurahan Sunter Jaya.
Warga setempat menyebut, air berwarna putih seperti susu yang menggenangi permukiman itu tanpa bau dan tidak lengket.
Baca Juga: Polisi Langgar Aturan Demi Sang Ayah yang Terkapar Karena Covid-19 dengan Komorbid Diabetes
"Enggak, enggak bau. Enggak lengket juga," kata Musriah (35) seorang warga, dkitup dari Tribunnews.com
Fenomena banjir berwarna putih ini pun disebutnya baru pertama kali terjadi di permukiman tersebut.
Sebelumnya, apabila hujan deras terjadi, banjir biasanya tak berwarna dan cepat surut.
"Kayaknya belum pernah, baru kali ini doang tiba-tiba putih," ucap Musriah.
Namun hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab air banjir di Sunter berwarna putih seperti air susu.
Air banjir berwarna hijau lumut
Tak mau kalah dengan Sunter, di Pekalongan juga terdapat air banjir yang berwarna-warni.
Air banjir berwarna hijau itu terjadi di Dusun Clumprit, Desa Degayu.
"Air banjir di wilayah Pekalongan menjadi hijau biasanya apabila banjir/rob yang menggenangi wilayah yang dekat persawahan, rawa atau tambak," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Saminta saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/1/2021).
Saminta menjelaskan, air banjir berwarna hijau disebabkan oleh tanaman azolla atau "mata lele".
Tanaman ini biasa tumbuh di sawah atau tambak, dan kemudian ikut menggenangi pemukiman karena terbawa arus banjir.
"Hal tersebut sangat lumrah, apabila air banjir di wilayah Clumprit menjadi seperti itu. Karena wilayah Clumprit secara geografis di kelilingi sawah dan tambak," ujar Saminta.
Fenomena yang sama juga sudah pernah terjadi sebelumnya di wilayah Pabean, Bandengan, dan Panjang.
Air banjir berwarna merah darah
Masih di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, air banjir juga ada yang berwarna merah darah.
Kejadian ini terjadi di Kelurahan Jenggot, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Ternyata, warna dari air yang menggenangi jalan dan sejumlah permukiman warga itu berasal dari tumpahan bahan pewarna batik.
Baca Juga: Sebelum Pecah Ketuban, Inilah 8 Tanda-tanda Persalinan Sudah Dekat yang Perlu Diperhatikan!
Lurah Jenggot Taibin mengatakan, berdasarkan informasi, banjir yang berwarna merah diduga karena ada warga yang sengaja membuang bahan pewarna batik.
"Ada yang sengaja membuang obat batik, jadi itu bukan limbah batik. Karena sejak kemarin wilayah Jenggot dan sekitarnya tidak ada aktivitas produksi jadi tidak ada limbah. Apalagi hari ini hujan sejak malam," tuturnya, Sabtu (6/2/2021).
Sementara air banjir di berbagai daerah berubah menjadi warna-warni, BMKG mengimbau agar masyarakat segera bersiap-siap dan waspada akan adanya bencana alam tersebut. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar