Vaksin Nusantara ditarget rampung dalam setahun dan diperkirakan akan dipasarkan di harga 10 USD atau sekitar di bawah Rp 200 ribu.
Tapi Terawan dan tim mendapat kritikan pedas dan keras dari banyak pihak, mulai dari pakar Epidemiologi UI, hingga para dokter, termasuk dari IDI.
Malah sampai ada yang mengatakan vaksin Covid-19 Nusantara itu adalah hanya akal-kalan Terawan.
Kritikan tersebut ada yang tertuang dalam artikel media, juga yang diunggah langsung oleh yang bersangkutan di sosial media.
Tapi, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena justru langsung meninjau lokasi tempat penelitian vaksin Covid-19 Nusantara ini.
Melki mengatakan, pihaknya di Komisi IX DPR RI telah melihat langsung fakta di lapangan setelah berkunjung dan melihat serta mendengar presentasi dari tim peneliti Universitas Diponegoro dan RS Kariadi Semarang yang beberapa bulan ini melakukan uji klinis tahap 1 kepada 30 orang.
"Mereka bekerja dalam senyap dan diam mulai berani membuka diri dan publikasi setelah proses uji kilinis tahap 1 selesai dan hasilnya positif berpotensi menjadi vaksin dengan metode baru dan bersifat individual," kata Melki dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (22/2/21), dilansir dari Telusur.co.id (22 Februari 2021).
Dalam kunjungan tersebut, "Perwakilan BPOM RI juga hadir saat itu, dan menerima langsung hasil penelitian uji klinis tahap 1 untuk diteliti lebih lanjut sebelum masuk ke uji klinis tahap 2," terangnya.
"Komentar yang tidak melalui konfirmasi ke peneliti atau melihat hasil BPOM tidak memberikan kontribusi apapun terhadap upaya pelaksanaan Inpres No 6 tahun 2016 tentang percepatan produksi dan penggunaan obat dan alat kesehatan dalam negeri yang menjadi pesan Presiden Jokowi bagi sektor kesehatan," ungkapnya.
Source | : | GridHealth.ID,Telusur.co.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar