GridHEALTH.id - Sudah satu tahun lamanya Indonesia dikungkung pandemi Covid-19.
Satu tahun pula anak-anak di seluruh Indonesia melakukan School From Home (SFH).
Kemarin, Rabu (24 Februari 2021), Jokowi telah meminta sekolah untuk dibuka kembali seperti biasa pada Juli 2021.
Dengan catatan pada Juni 2021, target 5 juta guru mendapapt vaksin Covid-19 program pemerintah tercapai.
"Sehingga di bulan Juli 2021, saat mulai ajaran baru semuanya bisa berjalan normal kembali," ujarnya dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (25/2/2021).
Ternyata yang dimaksud sekolah dibuka kembali pada bulan Juli 2021 ini tidak seperti yang ada dalam bayangan kita.
"Dibuka seluruhnya serentak, tapi dengan bertahap dan tidak tatap muka murni," kata Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Jumeri, dilansir dari Kumparan.com (25 Februari 2021.
Apakah itu tatap muka tidka murni?
Yakni tidak semua murid datang ke sekolah atau tatap muka, ada sebagian yang juga tetap ikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Misalnya separuh kelas, seminggu anak sekolah 2-3 hari saja dan dengan prokes ketat," ujar Jumeri.
Tapi pembukaan kembali sekolah di Juli 2021 ini, walau serentak, tapi tidak semua daerah bisa melakukannya.
Pembukaan sekolah harus juga merujuk pada daerah yang sudah memungkinkan, sesuai SKB 4 Menteri (memenuhi kriteria epidemilogis dan sarana prasarana).
Tapi pada Juli 2021 besok saat sekolah mulai dibuka, "Nanti kalau ortu masih khawatir anak-anaknya bisa tidak masuk ke sekolah atau tetap PJJ. Ini blended learning, campuran tatap muka dan jarak jauh, belum murni tatap muka. Prokesnya juga ketat," jelas Jumeri.
Kendati demikian, epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan sebaiknya sekolah tatap muka dibuka jika siswa dan mahasiswa telah divaksinasi Covid-19.
Jadi tidak hanya gurunya saja yang sudah divaksin.
Sebab vaksinasi massal terhadap tenaga pengajar dianggap belum cukup untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Jadi targetnya 5 jutaan guru, dan tenaga pengajar akan divaksinasi."
"Tapi sebaiknya, murid atau mahasiswa dan siswa pada sekolah menengah dasar sampai menengah atas juga seharusnya itu menjadi target vaksinasi juga begitu," ujar Miko dalam tayangan Metro Pagi Primetime, Kamis (25/2/2021).
Miko mengkhawatirkan adanya sekolah tatap muka dapat menyebarkan virus corona di kalangan siswa.
"Siswa-siswa kan berasal dari mana pun, jadi dari lingkungan rumah yang macam-macam. Nah, kemungkinan transmisi yang terjadi di kalangan siswa."(*)
Baca Juga: Wajah 2 Pria Ini Membengkak, Disebut Efek Mosterisme dari Vaksin Covid-19 Moderna, Benarkah?
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | kumparan.com,YouTube,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar