Tetapi dengan Covid-19, respons kekebalan mengganggu transfer oksigen normal. Sel darah putih melepaskan molekul inflamasi yang disebut kemokin atau sitokin, yang pada gilirannya mengumpulkan lebih banyak sel kekebalan untuk membunuh sel yang terinfeksi SARS-CoV-2.
Dampak dari pertempuran yang sedang berlangsung antara sistem kekebalan dan virus meninggalkan nanah, yang terdiri dari kelebihan cairan dan sel-sel mati (puing-puing) di paru-paru.
Hal ini mengakibatkan gejala saluran pernapasan seperti batuk, demam, dan sesak napas. Kita mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah pernapasan dengan Covid-19 jika berusia 65 tahun atau lebih, merokok, menderita diabetes, COPD, atau penyakit kardiovaskular, punya gangguan pernapasan seperti asma, dan memiliki sistem kekebalan yang terganggu
Menurut ulasan dari 13 penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infection, sesak napas berisiko lebih besar terkena penyakit parah dan kritis akibat Covid-19.
Sesak napas yang terus-menerus atau memburuk dapat menyebabkan kondisi kesehatan kritis yang dikenal sebagai hipoksia.
Baca Juga: FDA Peringatkan Potensi Ketidakakuratan Oksimeter Pengukur Oksigen
Baca Juga: Merokok Ternyata Dapat Menyebabkan Diabetes Tipe 2, Hasil Studi
Jika kita tidak dapat bernapas dengan benar, hal itu dapat menyebabkan tingkat saturasi oksigen turun di bawah 90%.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar