GridHEALTH.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasi bahwa virus corona B117 ditemukan di wilyahnya, yakni Kabupaten Karawang.
Kabar tersebut disampaikan Kang Emil di Makodam III Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (3/3/2021)
"Virus varian B.1.1.7 UK ini terdeteksi ada di Karawang, dari warga Karawang yang bepergian dengan pesawat Qatar Airways,” tutur Kang Emil.
Diketahui virus corona baru B117 ini merupakan mutasi Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Inggris beberapa waktu lalu yang kemudian mulai menyebar ke negara lainya.
Banyak ahli sepakat bawhwa virus corona baru B117 disebut 70 % lebih menular dari sebelumnya.
Apalagi mutasi virus ini juga hanya membutuhkan sedikit virus untuk membuat seseorang menjadi sakit.
Orang yang terinfeksi varian virus corona baru B117 ini juga dapat menularkan virus dalam jumlah yang lebih besar.
Sehingga dampaknya meningkatkan risiko penularan bagi orang-orang di sekitar mereka.
Melihat hal ini, sebenarnyaada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus corona B117.
Berikut cara yang bisa dilakukan mencegah penularan virus corona baru B117 seperti dilansir dari The New York Times.
1. Kenakan masker dua atau tiga lapis.
2. Jangan menghabiskan waktu di dalam ruangan dengan orang-orang yang bukan dari rumah.
3. Hindari keramaian dan jaga jarak.
Baca Juga: 8 Gejala dan Arti B117 dari Virus Corona Baru yang Serang Warga Karawang Jabar
4. Cuci tangan sesering mungkin dan hindari menyentuh wajah.
“Hal pertama yang saya katakan kepada orang-orang adalah bahwa ini bukanlah virus yang berbeda. Semua hal yang telah kami pelajari tentang virus ini masih berlaku,” kata Dr. Ashish K Jha, dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Brown University.
Baca Juga: Kedua Anak Kembar Syahnaz Positif Covid-19, Awalnya Pilek dan Panas
Lebih lanjut Ashish menjelaskan, kehadiran virus corona baru hasil mutasi di Inggris ini berarti harus menggandakan kewaspadaan hingga nantinya mendapatkan vaksin.
"Saya pikir tidak ada ruang untuk kesalahan atau kecerobohan dalam mengikuti tindakan pencegahan. Padahal sebelumnya, kita mungkin bisa lolos dengan membiarkan satu slide saja," kata Linsey Marr, profesor Teknik Sipil dan Lingkungan di Virginia Tech dan salah satu ilmuwan aerosol terkemuka dunia.
Baca Juga: Pantas Covid-19 di Indonesia Lama, Ahli Epidemilogi UI Ungkap Hal Ini Sebagai Penyebabnya
"Kita harus mengenakan masker berkualitas tinggi saat menjalankan tugas, berbelanja, atau berada dalam situasi di mana menghabiskan waktu di dalam ruangan dengan orang yang tidak tinggal bersama Anda," lanjut Dr Marr.
Laboratorium Dr Marr baru-baru ini menguji 11 bahan masker dan menemukan bahwa masker kain yang tepat, dipasang dengan benar, berfungsi dengan baik dalam menyaring partikel virus dengan ukuran yang paling mungkin menyebabkan infeksi.
Masker terbaik memiliki tiga lapisan, yakni dua lapisan kain dengan filter yang diapit diantaranya.
Baca Juga: Pantas Covid-19 di Indonesia Lama, Ahli Epidemilogi UI Ungkap Hal Ini Sebagai Penyebabnya
Masker harus dipasang di sekitar pangkal hidung dan terbuat dari bahan yang fleksibel untuk mengurangi celah.
Ikat kepala membuat lebih pas daripada loop telinga.
Tambahan cara untuk mengurangi risiko penularan virus corona hasil mutasi di Inggris adalah mendapatkan vaksin.
Mendapatkan vaksin adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko.
Baca Juga: Berkaca Pada Kasus Komorbid RIna Gunawan, Ini Beda Sesak Napas Karena Asma dan Infeksi Covid-19
Para ahli optimistis bahwa generasi vaksin saat ini sebagian besar akan efektif melawan varian virus corona yang muncul.
Pfizer dan BioNTech telah mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 mereka bekerja melawan salah satu mutasi utama yang ada di beberapa varian.
Itu kabar baik, tetapi beberapa data juga menunjukkan bahwa varian dengan mutasi tertentu, terutama yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan, mungkin lebih resisten terhadap vaksin.
Meskipun datanya mengkhawatirkan, para ahli mengatakan vaksin saat ini menghasilkan tingkat antibodi yang sangat tinggi, dan kemungkinan besar setidaknya mencegah penyakit serius pada orang yang diimunisasi dan terinfeksi.(*)
Baca Juga: Bagaimana Virus Bermutasi dan Apa Dampaknya Untuk Vaksin? Ini Penjelasannya
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,The New York Times |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar