GridHEALTH.id - Vaksin AstraZeneca akhirnya resmi diberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM).
Hal itu diumumkan langsung oleh Kepala BPOM, Penny Lukito dalam konferensi pers digital di Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Menurutnya pemberian izin penggunaan darurat ini berdasarkan hasil kajian yang sudah dilakukan.
"Berdasarkan hasil kajian, kami (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat atau EUA tanggal 22 Februari lalu. EUA 21518100143a1," jelas Penny Lukito.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditunda di Austria Setelah Satu Kematian Dilaporkan
Dia menambahkan, sejumlah negara sudah memberikan izin penggunaan darurat ke vaksin AstraZeneca termasuk Korea Selatan dan Uni Eropa.
Namun pihaknya tetap melakukan evaluasi terhadap vaksin Covid-19 tersebut untuk memastikan aspek keamanan, khasiat dan mutu.
Proses evaluasi dilakukan bersama Tim Ahli yang tergabung dalam Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), dan pihak terkait lainnya.
Lebih detail Penny Lukito menjelaskan siapa saja yang akan menerima vaksin AstraZeneca ini.
Menurutnya vaksin akan diberikan untuk kelompok orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, termasuk lansia.
Kategori penerima kurang lebih sama seperti vaksin Sinovac yang sudah digunakan sebelumnya.
"Vaksin AstraZeneca merangsang pembentukan antibodi pada orang dewasa berusia 18 tahun hingga 60 tahun, meningkat 32 kali. Pada lansia meningkat 21 kali," ujarnya.
Baca Juga: Baru Datang ke Indonesia, Vaksin AstraZeneca Justru Ditangguhkan Austria, Ada Apa?
Adapun untuk efikasi vaksin AstraZeneca memang hasilnya tidak lebih besar dari vaksin Sinovac, namun tetap memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Efikasi vaksin AstraZeneca 62,1% sesuai dengan WHO minimal 50%," pungkasnya.
Diketahui efikasi vaksin Sinovac sendiri berada di angka 65,3 %, ini berarti hanya terpaut 3,2% saja.
Meski begitu vaksin AstraZeneca tetap akan digunakan pemerintah karena telah memenuhi standar WHO.
Diketahui Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin jadi pada Senin (8/3/2021).
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Diduga Tak Efektif Melawan Varian Brasil
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, jumlah 1.113.600 vaksin ini adalah bagian awal dari batch pertama, pemberian vaksin melalui jalur multilateral.
Dalam batch pertama Indonesia yang akan berlangsung hingga Mei 2021, akan memperoleh total 11.748.000 vaksin jadi.
"Dan insya Allah, menurut rencana akan diikuti batch-batch selanjutnya," ujarnya.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar