Dari negara-negara tersebut, 112 telah mencatat tingkat kembar untuk periode 1980 hingga 1985, sehingga memungkinkan untuk melacak perubahan dari waktu ke waktu.
Lihat postingan ini di Instagram
Di tiga perempat negara dengan data untuk kedua periode, kelahiran kembar meningkat setidaknya 10%, studi tersebut menemukan. Di Asia, angka kelahiran anak kembar naik 32%, dan di Amerika Utara melonjak 71%.
"Dalam kedua periode tersebut, Afrika memiliki tingkat kelahiran kembar tertinggi, dan tidak ada peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu," kata Monden.
Ini kemungkinan besar karena perbedaan genetik antara populasi Afrika dan bagian lain dunia, dia berspekulasi. Terjadi penurunan jumlah kelahiran kembar hanya di tujuh negara. Meningkatnya jumlah anak kembar di bagian dunia yang lebih miskin menimbulkan kekhawatiran, studi tersebut memperingatkan.
"Lebih banyak perhatian perlu diberikan pada nasib anak kembar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Jeroen Smits, seorang profesor di Universitas Radboud di Belanda yang ikut dalam penelitian.
"Di sub-Sahara Afrika khususnya, banyak saudara kembar akan kehilangan saudara kembarnya di tahun pertama kehidupan mereka, sekitar dua sampai tiga ratus ribu setiap tahun menurut penelitian kami sebelumnya."
Baca Juga: Orangtua Wajib Kenali 8 Tanda Potensi Membuat Anak Calon Psikopat!
Baca Juga: Waspadai Kencing Berbusa, Bisa Jadi Gejala Awal Gagal Ginjal
Kelahiran kembar dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi di antara bayi dan anak-anak dan lebih banyak komplikasi untuk ibu dan anak selama kehamilan, serta selama dan setelah melahirkan.
Source | : | Reuters,Anadolu Agency,Agence France Presse |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar