Sel MRC-5 dikenal sebagai garis sel yang diabadikan, yang dapat bereproduksi tanpa batas.
Garis sel itu digunakan dalam produksi vaksin untuk menumbuhkan virus agar tidak mereplikasi.
Para peneliti pertama kali memang menggunakan sel ginjal monyet.
Namun, ketika sel-sel itu ditemukan telah terkontaminasi virus monyet, para peneliti beralih ke sel manusia karena sel manusia lebih steril dan lebih baik dalam menumbuhkan virus manusia.
Garis sel standar termasuk WI-38 dan MRC-5 akhirnya berasal dari janin yang diaborsi secara elektif pada 1960-an dan 1970-an.
Sejak itu, garis sel tersebut menjadi penting bagi penelitian vaksin.
Presiden Gladstone Institutes dan mantan presiden International Society for Stem Cell Research Deepak Srivastava mengatakan, garis sel janin sangat penting dalam mengembangkan vaksin hepatitis, campak, dan cacar air.
Namun ditegaskan bahwa vaksin AstraZeneca dan Oxford mengandalkan virus flu simpanse yang tidak berbahaya untuk membawa protein lonjakan virus corona ke dalam tubuh untuk menciptakan respons imun.
Baca Juga: Penyebab Warga Sulawesi Utara Sesak Napas Usai Divaksin Covid-19 AstraZeneca Sudah Diketahui
Source | : | Suaraindonesia.co.id,AP |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar