GridHEALTH.id - Mutasi virus corona E484K atau "Eek" belakangan menghebohkan sejumlah rumah sakit di Tokyo, Jepang.
Dimana dilaporkan 70 % pasien Covid-19 disana dikonfirmasi terkena mutasi virus corona tersebut.
Baca Juga: Ahli Epidemiologi UI: yang Dilakukan Sandiaga Uno Berisiko Mengundang Mutasi Virus Corona Baru
Melansir Kompas.com (5/4/2021), kantor berita Reuters mewartakan mutasi ini ditemukan pada 12 dari 36 pasien dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
Padahal seluruh pasien diketahui tidak pernah bepergian ke luar negeri atau berkontak dengan pasien yang diketahui memiliki varian virus semacam ini.
Fakta tersebut tentu menjadi temuan yang mengejutkan, karena mutasi ini baru pertama kalinya muncul di Jepang.
Apalagi mutasi E484K yang dijuluki "Eek" ini juga sebelumnya dikabarkan dapat mengurangi perlindungan vaksin.
Alhasil saat pemberitaan ini mencuat, berbagai negara mulai mewaspadai keberadaan mutasi virus corona tersebut.
Salah satunya adalah indonesia, apalagi dikonfirmasi bahwa kasus mutasi virus corona E484K juga sudah ditemukan di DKI Jakarta.
Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi M.Epid seperti dilansir dari Tribunnews.com (5/4/2021).
"Ada satu kasus di DKI Jakarta," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (5/4/2021).
dr Nadia mengatakan, sampel spesimen tersebut dikumpulkan pada Februari oleh lembaga Eijkman yang kemudian dilaporkan ke GISAID, lembaga yang melakukan pemantauan hasil pemeriksaan genome sequencing untuk melacak mutasi corona.
Baca Juga: Pulang Dari Afrika, Warga Bogor Bawa Mutasi Virus Corona B117, dr Nadia Ungkap Kondisinya Sekarang
"Kita monitor saja karena ini spesimen Februari dan sampai saat ini tidak menemukan varian baru lagi," ungkapnya.
Sebelumnya juga , Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat untuk semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga: Mutasi Coronavirus N439K, Virus Mutan Memiliki Hubungan Lebih Kuat dengan ACE2 Manusia
Pernyataan Wiku tersebut terkait dengan temuan varian baru virus Corona dengan kode E484K.
"Varian E484K merupakan hasil mutasi dari varian B117. Mutasi E484K yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afrika Selatan atau Brazil," kata Wiku dalam Konferensi Pers virtual, Kamis, (1/4/2021).
Baca Juga: Muncul Mutasi Virus Corona Baru yang Lebih Pintar, Ketua IDI Sampai Beri Peringatan Ini
Berdasarkan penelitian, Wiku mengatakan, virus tersebut cepat menular.
Karenanya penerapan protokol kesehatan 3M mulai dari memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tidak boleh lengah sedikit pun.
"Berdasarkan hasil penelitian varian ini lebih cepat menular. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap patuhi prokes dalam setiap aktivitas yang dilakukan sebagai upaya cegah terjadinya penularan," kata Wiku.(*)
Baca Juga: Epidemiolog UI Sebut Mutasi Virus Corona Brasil Mengerikan, Indonesia Harus Waspada
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar