GridHEALTH.id - Diakui atau tidak, saat ini tidak sedikit pasutri yang mendambakan si buah hati hadir ke tengah-tengah mereka, dalam menjalankan program kehamilan terhambat oleh pandemi Covid-19.
Jadinya banyak diantara mereka menunda melakukan program kehamilan di rumah sakit.
Baca Juga: Seorang ASN Kotamobagu Alami Kaki Bengkak Usai Divaksin Covid-19, Ternyata Ini Penyebabnya
Nah, hal ini bisa menjadi sebuah kondisi yang dapat mengakibatkan emergency fertility pada si istri.
Emergency fertility yang dimaksud bukan hanya kondisi darurat secara fisik seperti sakit, pendarahan atau meninggal saat melahirkan, namun juga sebuah kondisi darurat atau mendesak dari keluarga, suami, teman, ataupun kerabat yang menuntut istri untuk segera hamil.
Emergency fertility ini dapat menyebabkan kondisi darurat psikologis untuk perempuan.
Banyak perempuan yang merasa stres, mengalami depresi, menangis di hadapan dokter, hingga pada tingkat parah ingin melakukan bunuh diri.
Pahal hal itu semua yang harus dihindari jika ingin segera mendapat momongan.
Baca Juga: Jus Lidah Buaya untuk Mengatasi Sembelit Hingga 5 Manfaat Lainnya
Demi menghindari berbagai penyakit psikis akibat emergency fertility, memiliki jiwa yang positif dan pikiran yang rileks harus selalu ditanamkan.
Mindset dan kekuatan pikiran yang positif sangat penting untuk meningkatkan fertilitas.
Pasangan suami istri harus berusaha rileks. Saat istri rileks, maka rahim dan tuba juga akan rileks untuk menerima sperma yang membuat proses fertilisasi menjadi lebih lancar dan berkualitas.
Ketika pasangan suami istri sehat psikis, kehamilan akan mudah terjadi, bahkan kadang tanpa diduga-duga.
Selain itu, menurut dr. Marinda Suzanta, Sp.OG (K-FER), CHt, Ci D.MAS, F.ART, dokter Spesialis Kebidanan Kandungan Konsultan Fertilitas RS EMC Tangerang, kesehatan fisik juga harus tetap diperhatikan.
Baca Juga: Jangan Abaikan Bila Suara Serak Mendadak, Bisa Jadi Tanda Penyakit Ini
Ada 4 faktor kesehatan fisik yang harus diperhatikan jika hendak menjalani program hamil, yaitu:
Sperma yang sehat
Sperma merupakan pemeran utama dalam proses pembuahan. Maka dari itu, sperma harus dicek sedini mungkin. Sebelum mendesak istri untuk hamil, lakukan pemeriksaan kualitas dan kuantitas sperma sang suami terlebih dahulu.
Rahim yang sehat
Rahim merupakan tempat masuk sperma dan tempat tidur bayi. Oleh karena itu, istri harus memeriksakan rahimnya dengan melakukan histeroskopi (pemeriksaan dengan kamera/teropong rahim) untuk memastikan kenyamanan tempat tidur calon bayi.
Tuba yang sehat
Tuba merupakan saluran telur yang menjadi tempat sperma dan sel telur bertemu serta melakukan pembuahan. Itulah mengapa kesehatan tuba juga harus diperhatikan sebelum mengharapkan kehamilan.
Ovulasi
Pemeriksaan ini terkait dengan siklus dan waktu menstruasi untuk mengetahui kapan masa ovulasi atau masa subur demi mencapai kemungkinan terbaik mengalami kehamilan.
Penting diingat, meskipun kita sedang berada di tengah masa pandemi, jangan takut pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter fertilitas ataupun dokter kandungan.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan riset dalam memilih rumah sakit yang menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan yang memisahkan pasien COVID-19 dan non COVID-19, agar terasa nyaman dan aman bagi pasangan suami istri.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Emc.id - Emergency Fertility |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar