GridHEALTH.id - Dalam beberapa waktu terakhir masalah penggunaan vaksin AstraZeneca ramai diperbincangkan publik.
Pasalnya banya kasus ditemukan bahwa vaksin untuk virus corona (Covid-19) disebut dapat memicu pembuekuan darah.
Alhasil tak sedikit yang khawatir akan penggunaan vaksin AstraZeneca tersebut.
Meski banyak pihak belakangan menyangkal vaksin AstraZeneca dapat memicu terjadinya pembekuan darah.
Namun baru-baru ini Badan Pengawasan Obat Eropa atau Europe Medicines Agency (EMA) mengungkap hubungan pembekuan darah dengan vaksin AstraZeneca.
Hal itu seperti infromasi yang dilansir Kompas.com dari Reuters, Rabu (7/4/2021).
Dalam keterangannya, EMA menyebut bahwa peninjauan laporan pembekuan darah vaksin AstraZeneca sedang berlangsung.
Diharapkan hasil temuan tersebut dapat diumumkan pada Rabu atau Kamis, pekan ini.
Dimana dalam tahap awal mereka menemukan hubungan pembekuan darah langka pada otak dan vaksin AstraZeneca.
"Menurut saya, sekarang bisa kita katakan, jelas ada kaitan (penggumpalan darah otak) dengan vaksin. Namun, kami masih belum tahu apa yang menyebabkan reaksi ini," kata Marco Cavaleri, ketua tim evaulasi vaksin di EMA, kepada harian Italia Il Messagero.
Cavaleri tidak memberikan bukti untuk mendukung komentarnya.
Kendati demikian, EMA telah berulang kali mengatakan bahwa manfaat suntikan vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risikonya.
Hal itu berdasarkan hasil penyelidikan BPOM Eropa terhadap 44 laporan penyakit pembekuan darah pada otak yang sangat langka yang dikenal sebagai trombosis sinus vena serebral (CVST), dari 9,2 juta orang di European Economic Area yang telah menerima vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: Meriang Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca, Komandan Brimob Wafat Positif Covid-19
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mendukung pernyataan EMA tersebut, terkait manfaat vaksin AstraZeneca.
Sebelumnya, AstraZeneca mengatakan bahwa studi terhadap vaksinnya, tidak menemukan risiko penggumpalan darah yang lebih tinggi.
Cavaleri mengatakan EMA akan mengatakan peninjauannya bahwa ada hubungan antara pembekuan darah dan vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Akan tetapi, tidak mungkin memberikan indikasi pada minggu ini mengenai usia individu yang harus diberi suntikan vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: Disebut Mengandung Babi, Nyatanya Vaksin AstraZeneca Hanya Mengandung Tripsin Enzim Menyerupai Jamur
Akibat laporan pembekuan darah langka pada otak pasca-vaksinasi vaksin tersebut, beberapa negara, termasuk Perancis, Jerman, dan Belanda, telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca pada orang muda, sementara penyelidikan BPOM Eropa terus berlanjut.
Menanggapi komentar Cavaleri, EMA yang berbasis di Amsterdam, Belanda mengatakan dalam sebuah pernyataan, Selasa (6/4/2021), "Komite Penilaian Risiko Farmakovigilans (PRAC) EMA belum mencapai kesimpulan dan peninjauan (dari tautan yang mungkin) saat ini sedang berlangsung,".
Baca Juga: Penyebab Warga Sulawesi Utara Sesak Napas Usai Divaksin Covid-19 AstraZeneca Sudah Diketahui
Pekan lalu, EMA juga mengatakan bahwa tinjauannya saat ini belum mengidentifikasi faktor risiko spesifik, seperti usia, jenis kelamin atau riwayat medis gangguan pembekuan darah sebelumnya, terkait kejadian yang sangat langka ini.
Hubungan kausal dengan vaksin tidak terbukti, tetapi menurut EMA, mungkin diperlukan analisis lebih lanjut.
Proporsi yang tinggi di antara kasus efek samping vaksin AstraZeneca yang dilaporkan memengaruhi wanita muda dan paruh baya, tetapi itu tidak membuat EMA menyimpulkan bahwa kelompok ini berisiko mengalami efek dari suntikan vaksin Covid-19 tersebut.(*)
Baca Juga: Dapat 'Lampu Hijau' dari MUI, Vaksin Covid-19 AstraZeneca Siap Diedarkan di 6 Provinsi
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPOM Eropa Temukan Hubungan Vaksin AstraZeneca dan Pembekuan Darah"
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar