GridHEALTH.id - Kata autophagy berasal dari kata Yunani auto-, yang berarti "diri", dan phagein, yang berarti "makan". Jadi, autophagy berarti "makan sendiri".
Konsep ini muncul selama tahun 1960-an, ketika para peneliti pertama kali mengamati bahwa sel dapat menghancurkan isinya sendiri dengan membungkusnya dalam membran, membentuk vesikel seperti karung yang diangkut ke kompartemen daur ulang, yang disebut lisosom, untuk degradasi.
Kesulitan dalam mempelajari fenomena tersebut berarti bahwa hanya sedikit yang diketahui sampai, dalam serangkaian eksperimen brilian di awal 1990-an, Yoshinori Ohsumi menggunakan ragi roti untuk mengidentifikasi gen yang penting bagi autofagi.
Dia kemudian menjelaskan mekanisme yang mendasari autophagy dalam ragi dan menunjukkan bahwa mesin canggih serupa digunakan dalam sel kita.
Penemuan Ohsumi membawa pada paradigma baru dalam pemahaman kita tentang bagaimana sel mendaur ulang isinya.
Penemuannya membuka jalan untuk memahami pentingnya autofagi dalam banyak proses fisiologis, seperti dalam adaptasi terhadap kelaparan atau respons terhadap infeksi.
Baca Juga: Selamat Datang Ramadan! Enggak Main-main, Ternyata Ini Efek Dahsyat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh
Baca Juga: Baru Rilis Sudah Ditangguhkan, Vaksin Covid-19 Johnson&Johnson Bisa Sebabkan Pembekuan Darah
Mutasi pada gen autophagy dapat menyebabkan penyakit, dan proses autophagic terlibat dalam beberapa kondisi termasuk kanker dan penyakit neurologis.
Source | : | https://www.nobelprize.org/prizes |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar