Kepada surat kabar Brisbane Times, Fatima mengatakan bekerja di shift malam dapat mengganggu ritme sirkadian/circadian rhythm alami manusia, yang berpotensi meningkatkan risiko mengalami infeksi.
"Peneliti lain telah mengemukakan teori bahwa gangguan ritme sirkadian akibat bekerja di shift malam dapat menjadikan seseorang lebih berisiko terinfeksi Covid-19," katanya.
Baca Juga: Lewat Program Home Care dan Home Delivery, Vaksinasi Covid-19 Lansia Kini Aman dan Mudah
"Bisa jadi ini efek dari penurunan kadar melatonin dan respons imun yang buruk."
Fatima juga mengatakan kepada Xinhua, terdapat sejumlah penelitian serupa yang sedang dilakukan di negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.
"Kami berharap dan menantikan temuan serupa dari mereka," ujarnya.
"Ketika temuan mereka diperjelas, kami harap hal itu dapat memengaruhi pedoman terkait isu seperti prioritas dalam peluncuran vaksin," pungkas Fatima.
Baca Juga: Manfaat Pusa Ramadan Saat Pandemi Covid-19, Menurut dr Reisa Kuncinya Aktivitas Fisik Jelang Berbuka
Source | : | Who.int,Kompas.tv |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar