GridHEALTH.id - Jenis virus baru mirip dengan SARS Cov-2 atau covid-19 ditemukan oleh seorang mahasiswa jurusan ekologi di Inggris.
Virus ini bersumber dari inang yang sama dengan SARS Cov-2, yaitu kelelawar.
Virus yang kemudian diberi nama RhGB01 tersebut ditemukan sang mahasiswa bernama Ivana Murphy, setelah ia meneliti kotoran kelelawar.
Namun ia memastikan virus baru mirip corona tersebut tidak berbahaya.
Baca Juga: 12 Dari 127 Warga India yang Datang ke Indonesia Positif Covid-19, Diakui Menkes Budi Gunadi
"Receptor blinding domain, bagian dari virus yang menempel pada sel inang untuk menginfeksi seseorang tidak kompatibel dengan kemampuan untuk menginfeksi sel manusia,"ujar Ivana seperti dikutip New York Post, Senin(26/4/2021).
Studi tersebut mengungkap adanya kekhawatiran virus covid-19 bisa menular ke kelelawar dan memunculkan virus jenis baru lagi.
"Mencegah penularan SARS Cov-2 sangat penting untuk dilakukan terutama dengan kampanye vaksinasi massal global," kata Ivana.
Baca Juga: Ibu Hamil Ingin Puasa? Boleh Kok, Ini Ciri Kehamilan yang Bisa Ikut Berpuasa
Ivana juga khawatir adanya temuan virus baru tersebut bisa memunculkan kebencian kepada hewan liar seperti kelelawar.
Ia takut bakal ada serangan besar-besaran terhadap habitat kelelawar.
"Saya khawatir orang akan tiba-tiba takut dan menganiaya kelelawar," kata dia.
Baca Juga: 9 Langkah Kurangi Risiko Penularan Ketika Ada Anggota Keluarga Positif Covid-19
Mengenai hal ini, seorang profesor Universitas East Anglia, Diana Bell, mewanti wanti kepada para peneliti kelelawar atau mereka yang bersentuhan dengan kotoran kelelawar agar mengenakan pelindung diri untuk mengurangi risiko mutasi virus.
"Siapa pun yang bersentuhan dengan kelelawar atau kotorannya. Atau para penjelajah gua harus mengenakan pelindung diri,"kata dia.
Diluar Virus Baru RhGB01, varian lainnya dari virus Covid-19 juga sempat terdeteksi di Inggris.
Baca Juga: Ibu Hamil Ingin Puasa? Boleh Kok, Ini Ciri Kehamilan yang Bisa Ikut Berpuasa
Mengutip dari Kompas.com, untuk kali pertamanya virus corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2 bermutasi.
Mutasi pertama itu muncul di Inggris, pada September 2020, setelah ditemukan beberapa orang yang terinfeksi Covid-19, menunjukkan virus corona yang menginfeksinya tampak berbeda.
Mutasi virus corona itu ditemukan pertama kali di London, dan membuat pemerintah setempat langsung memberlakukan lockdown ketat.
Upaya itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang telah bermutasi itu keluar dari Inggris.
Namun, varian yang diketahui bernama B.1.1.7 tersebut telah dilaporkan di Belanda, Denmark dan beberapa negara lain di Eropa.
Terbaru, di Thailand saat ini, telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 harian capai lebih dari 2.000 kasus.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar