Vaksin Sinopharm, dari Institut Produk Biologi Beijing dan Institut Produk Biologi Wuhan, masing-masing 79% dan 72% efektif, menurut perusahaan tersebut.
Namun mereka belum secara terbuka mengungkapkan lebih banyak data dari tahap akhir uji klinisnya.
Praktik ini juga dipertimbangkan di negara lain.
Ilmuwan Inggris sedang mempelajari kombinasi suntikan AstraZeneca dan Pfizer. Studi ini juga mencari untuk menguji interval yang berbeda antara dosis, empat minggu dan 12 minggu.
Hasil investigasi semacam itu mungkin memiliki implikasi kesehatan masyarakat di seluruh dunia karena pemerintah di seluruh dunia menghadapi penundaan dalam mendapatkan vaksin mereka tepat waktu dan kendala logistik dalam memberikan vaksin ke masyarakat.
Peneliti di Brasil yang melakukan uji klinis Sinovac di negara tersebut merilis data baru bulan ini yang mengonfirmasi ulang tingkat kemanjuran 50% yang diumumkan perusahaan sebelumnya.
CanSino, perusahaan China lainnya yang telah menciptakan vaksin vektor adenovirus, mengatakan mereka sedang melihat efek suntikan penguat vaksin mereka sendiri enam bulan setelah dosis pertama. Suntikan vaksin yang menggunakan teknologi yang sama dengan AstraZeneca, efektif 65,3%.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#bijakggl
Source | : | abcnews.go.com |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar