GridHEALTH.id – Fatin Shidqia diketahui harus melewatkan momen Lebaran sendiri dan terpisah dari keluarga tercinta lantaran masih dalam proses penyembuhan dari infeksi covid-19 di Rumah Sakit Wisma Atlet.
Sang ibunda, Nurseha Thamrin, tak henti menitikkan air mata karena harus merelakan sang buah hati perempuan satu-satunya itu tak hadir di momen Lebaran dan malah harus diinfus sendirian di rumah sakit.
"Ya kehilanganlah kita, sedih, haru, karena saya yang paling sering nangis terus dari sebelum sampai Lebaran itu. Karena kan Fatin satu-satunya (anak) perempuan," curhat Nurseha dilansir melalui Cumicumi, Senin (17/5/2021).
Nurseha menuturkan sebelum menjalani tes dan dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, Fatin mengalami sakit tenggorokan dan suhu badan panas dikarenakan kelelahan atas jadwal yang padat.
Setelah dibawa ke dokter, Fatin sempat didiagnosis sedang sakit radang tenggorokan.
Namun saat dilakukan tes PCR sebelum tampil untuk sebuah acara, barulah diketahui bahwa Fatin terpapar infeksi virus Covid-19.
Wisma Atlet pun menjadi pilihan rujukan keluarga supaya Fatin bisa mendapatkan perawatan yang optimal.
Pilihan ini juga dibuat lantaran Fatin ingin utuk dapat tetap berkomunikasi dengan orang lain di luar selama masa perawatan, dimana hal itu tidak bisa dilakukan di rumah sakit biasa.
Baca Juga: Artis Muda Indonesia yang Rayakan Idul Fitri 1442H di Tempat Karantina RSD Wisma Atlet
"Karena kan di rumah sakit tuh terbatas, enggak bisa keluar segala macam. Tapi, kalau di Wisma Atlet dia bisa keluar, olahraga, ketemu sama orang lain, berinteraksi dengan orang lain," lanjut Nurseha.
Meski sedih sampai harus bercucuran air mata, ibunda Fatin mengaku merujuk anaknya ke Wisma Atlet merupakan upaya terbaik supaya Fatin dapat lekas pulih dan berkumpul lagi dengan keluarga selepas momen Lebaran.
Mengatasi rasa kesepian saat isolasi
Bagi para pasien infeksi Covid-19 yang terpaksa harus menjalani isolasi, masalah kesepian memang menjadi sebuah yang hal yang mau tak mau harus dihadapi.
Tapi, jika pasien memusatkan pikiran dan perhatian pada perasaan kesepian, yang akan terjadi adalah semakin lamanya proses pemulihan.
Hal ini dikarenakan pikiran positif dapat membantu proses metabolisme tubuh berjalan lebih lancar sehingga proses pemulihan tubuh juga bisa lebih cepat, tentunya di samping mendapatkan penanganan yang tepat.
Untuk itu ada beberapa hal yang bisa pasien lakukan supaya terhindar dari perasaan kesepian yang berlebihan selama masa isolasi.
Baca Juga: Penyelidikan Kasus Trio Fauqi Firdaus, Meninggal Usai Divaksin Covid AstraZeneca batch CTMAV547
- Tetap terhubung dengan keluarga dan teman. Lakukan komunikasi via teks, telepon, maupun video call secara rutin.
- Sembari menunggu proses pemulihan, selesaikan proyek yang belum selesai. Proyek ini tidak mesti dalam bentuk tugas atau pekerjaan.
Coba ingat-ingat, apakah ada buku yang belum selesai dibaca, film yang belum sempat ditonton, drama korea yang belum selesai ditonton secara maraton. Pasien juga bisa melakukan kerajinan tangan atau kreasi hal-hal lain yang digermari.
- Batasi dan pilih-pilih jenis informasi untuk dibaca. Jangan lakukan doomscrolling atau terlalu banyak membaca informasi yang sebenarnya malah membuat pikiran semakin cemas daripada menambah pengetahuan dan wawasan.
- Yang terakhir, dan jika memungkinkan untuk dilakukan, coba keluar dan menikmati pancaran sinar matahari dan udara segar di luar. Lakukan juga peregangan-peregangan ringan agar badan tidak kaku.
Dengan melakukan hal-hal di atas, pasien yang menjalani isoloasi selama masa infeksi covid-19 akan lebih terhindar dari pikiran negatif.
Baca Juga: Berkaca dari Reinfeksi Covid-19 Atta Halilintar, Vaksinasi Tetap Perlu Bagi Mantan Penyintas
Source | : | kompas,lifeworks |
Penulis | : | Anisa Rahmatika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar