GridHEALTH.id - Obat sakit kepala OTC (Over the Counter) atau obat yang dijual bebas di warung, toko obat, dan apotek memang jadi pilihan instan untuk mengatasi sakit kepala.
Diketahui ada banyak obat sakit kepala yang bebas dijual seperti Ibuprofen, Aspirin, Naproxen, Kodein, Sumatriptan, eletriptan, zolmitriptan, rizatriptan, almotriptan, Ergotamin, Diklofenak, Parasetamol dan Naratriptan.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi; Ledakan Kasus Covid-19 Diprediksi Akhir Juni, Pemerintah Sudah Antisipasikah?
Namun perlu diketahui bahwa dalam penggunaannya, ternyata konsumsi obat sakit kepala ini tidak boleh sembarangan.
Sebab alih-alih menyembuhkan, penggunaan obat sakit kepala "warung" yang tidak tepat justru membuat efektifitasnya jadi berkurang.
Bahkan dapat menyebabkan sakit kepala berulang.
Tidak percaya? Ini bukti otentiknya.
Dalam artikel "Headache Medication Overuse Can Actually Cause Headaches" yang dipublikasikan dalam laman Pharmacy Times (3/3/2016), disebutkan 33% dari analgesik OTC digunakan untuk mengobati sakit kepala dan migrain.
Baca Juga: Hanya di Indonesia, Apapun Sakitnya Obatnya Antibiotik, Tahu Apa Bahayanya?
Banyak pasien memilih produk ini karena mereka mudah untuk mendapatkan obat tersebut baik di apotek maupun di warung serta penggunaannya pun sangat mudah.
Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa orang yang sering minum obat sakit kepala yang dijual bebas justru dapat menyebabkan sakit kepala berulang.
Kondisi tersebut diberi istilah “drug-induced” atau sakit karena obat.
Sakit kepala yang diinduksi obat diketahui mempengaruhi sekitar 2% dari populasi.
Meski semua orang yang menggunakan obat sakit kepala berlebihan berpotensi dapat mengalami kondisi ini, tapi ditemukan bahwa kejadian yang lebih tinggi terjadi di kalangan wanita dan mereka yang berusia antara 30 sampai 50 tahun.
Baca Juga: 5 Fakta Tentang Diabetes Tipe 1 Perlu Diketahui Setiap Orangtua
Berikut adalah gekala sakit kepala yang diinduksi oleh obat :
- Gejala sakit kepala terjadi selama minimal 15 hari per bulan.
- Tidak ada peningkatan atau memburuknya gejala sakit kepala dengan penggunaan obat-obatan.
- Penggunaan obat yang konsisten selama minimal 3 bulan untuk mengobati sakit kepala.
Baca Juga: 9 Kelompok Obat Diabetes Terkenal, Ini Efek Samping, Keuntungan, dan Kerugiannya
Dari semua obat yang berpotensi penyebab sakit kepala berulang tersebut, kodein dan triptans memiliki kemungkinan tertinggi menyebabkan sakit kepala yang diinduksi oleh obatnya.
Stephen D. Silberstein, MD, seorang profesor neurologi di Thomas Jefferson University, memberi imbauan bahwa orang mengalami sakit kepala karena induksi obat akan lebih sulit untuk diobati.
“Pasien harus dimulai pada obat pencegahan untuk mengurangi ketergantungan pada obat akut, dengan pemahaman eksplisit bahwa obat mungkin tidak selalu menjadi sepenuhnya efektif sampai penyalahgunaan obat telah dieliminasi,” imbaunya.
Akan tetapi apoteker berada dalam posisi penting untuk memastikan bahwa pasien memahami bagaimana menghentikan ketergantungan obat pada awalnya sebelum memburuk gejala sakit kepalanya.
Di luar obat-obatan, apoteker dapat merekomendasikan langkah-langkah nonfarmakologis yang dapat meringankan atau mencegah sakit kepala.
Langkah-langkah tersebut meliputi teknik relaksasi, menghindari stres, dan mendapatkan jumlah tidur yang cukup.(*)
Baca Juga: 6 Antibiotik Alami, Mudah Ditemukan di Rumah, Ampuh Lawan Penyakit Infeksi Bakteri
#berantasstunting
#hadpicorona
#BijakGGL
Source | : | Pharmacytimes.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar